BPBD tingkatkan kewaspadaan Merapi fase erupsi magmatik
18 Agustus 2018 20:30 WIB
Asap solfatara muncul dari kawah Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (3/6). Menurut data BPPTKG DI Yogyakarta aktivitas Gunung Merapi pada periode pengamatan Minggu (3/6/2018) pukul 00.00 wib hingga pukul 06.00 wib, tercatat pengalami tiga kali hembusan, satu kali gempa low frekuensi, dua gempa tektonik lokal serta hembusan asap solfatara setinggi 400 meter pada pukul 04.13 wib. status Gunung Merapi waspada. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Sleman (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meningkatkan kewaspadaan setelah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengeluarkan rekomendasi Gunung Merapi memasuki fase erupsi magmatik pada Sabtu sore.
"Atas rekomendasi aktivitas Gunung Merapi dari BPPTKG tersebut, BPBD Sleman langsung meningkatkan kewaspadaan mulai malam ini," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Sabtu.
Menurut dia, BPBD Sleman juga akan terus memantau setiap perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
"Namun BPBD Sleman tetap proporsional mensikapi perkembangan Merapi. Tetapi tidak menyepelekan," katanya.
BPPTKG Yogyakarta melalui siaran pers yang dirilis pada Sabtu,18 Agustus 2018, pukul 17.00 WIB, menyebutkan saat ini Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah telah memasuki fase erupsi magmatik.
Baca juga: Gunung Merapi diselimuti cuaca cerah Sabtu pagi
"Kronologi aktivitas vulkanik Gunung Merapi sebagai berikut pascarangkaian letusan freatik 11 Mei 1 Juni 2018 aktivitas vulkanik Gunung Merapi terutama kegempaan berfluktuasi dalam kisaran di atas kondisi normal," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida dalam siaran persnya.
Pada 18 Juli 2018 terjadi peningkatan kegempaan berupa delapan kali gempa VTB, 18 kali gempa MP, den satu kali gempa LF. Pada 29 Juli 2018 terjadi peningkatan kegempaan berupa 16 kali VTB, 34 kali MP, 11 ka|i RF dan dua kali LF.
Kemudian pada 1 Agustus 2018 terjadi guguran dengan skala sedang terdengar dari Pos Babadan, Magelang, Jawa Tengah. Pada 11 Agustus 2018 pukul 08:00 WIB terjadi gempa hembusan besar. Gemuruh terdengar oleh warga Deles, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
"Pada 12 Agustus 2018 foto yang diperoleh dari survei drone menunjukkan adanya material baru yang muncul di tengah rekahan kubah lava paska 2010," kata Hanik.
Ia mengatakan pada 18 Agustus 2018 dilakukan pengecekan langsung ke puncak Gunung Merapi dan dipastikan bahwa terdapat kubah lava baru dengan dimensi panjang sekitar 55 dan Iebar sekitar 25 meter tinggi sekitar lima meter dari permukaan kubah 2010.
"Kubah |ava diperkirakan muncul sekitar 11 Agustus 2018 dawali dengan kejadian gempa hembusan besar," lanjutnya.
Hanik mengatakan kesimpulan dari kronologi tersebut yakni munculnya kubah lava menandai fase erupsi magmatik Gunung Merapi dimulai dengan erupsi cenderung bersifat efusif.
"Tingkat aktivitas masih ditetapkan Waspada 3. Radius tiga km dari puncak Gunung Merapi tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk," katanya.
Ia meminta penduduk yang berada di Kawasan Rawan Bencana III untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
Baca juga: Merapi masih berstatus waspada
Baca juga: Sultan HB X berharap wisatawan tidak khawatir kondisi Merapi
"Atas rekomendasi aktivitas Gunung Merapi dari BPPTKG tersebut, BPBD Sleman langsung meningkatkan kewaspadaan mulai malam ini," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Sabtu.
Menurut dia, BPBD Sleman juga akan terus memantau setiap perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
"Namun BPBD Sleman tetap proporsional mensikapi perkembangan Merapi. Tetapi tidak menyepelekan," katanya.
BPPTKG Yogyakarta melalui siaran pers yang dirilis pada Sabtu,18 Agustus 2018, pukul 17.00 WIB, menyebutkan saat ini Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah telah memasuki fase erupsi magmatik.
Baca juga: Gunung Merapi diselimuti cuaca cerah Sabtu pagi
"Kronologi aktivitas vulkanik Gunung Merapi sebagai berikut pascarangkaian letusan freatik 11 Mei 1 Juni 2018 aktivitas vulkanik Gunung Merapi terutama kegempaan berfluktuasi dalam kisaran di atas kondisi normal," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida dalam siaran persnya.
Pada 18 Juli 2018 terjadi peningkatan kegempaan berupa delapan kali gempa VTB, 18 kali gempa MP, den satu kali gempa LF. Pada 29 Juli 2018 terjadi peningkatan kegempaan berupa 16 kali VTB, 34 kali MP, 11 ka|i RF dan dua kali LF.
Kemudian pada 1 Agustus 2018 terjadi guguran dengan skala sedang terdengar dari Pos Babadan, Magelang, Jawa Tengah. Pada 11 Agustus 2018 pukul 08:00 WIB terjadi gempa hembusan besar. Gemuruh terdengar oleh warga Deles, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
"Pada 12 Agustus 2018 foto yang diperoleh dari survei drone menunjukkan adanya material baru yang muncul di tengah rekahan kubah lava paska 2010," kata Hanik.
Ia mengatakan pada 18 Agustus 2018 dilakukan pengecekan langsung ke puncak Gunung Merapi dan dipastikan bahwa terdapat kubah lava baru dengan dimensi panjang sekitar 55 dan Iebar sekitar 25 meter tinggi sekitar lima meter dari permukaan kubah 2010.
"Kubah |ava diperkirakan muncul sekitar 11 Agustus 2018 dawali dengan kejadian gempa hembusan besar," lanjutnya.
Hanik mengatakan kesimpulan dari kronologi tersebut yakni munculnya kubah lava menandai fase erupsi magmatik Gunung Merapi dimulai dengan erupsi cenderung bersifat efusif.
"Tingkat aktivitas masih ditetapkan Waspada 3. Radius tiga km dari puncak Gunung Merapi tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk," katanya.
Ia meminta penduduk yang berada di Kawasan Rawan Bencana III untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
Baca juga: Merapi masih berstatus waspada
Baca juga: Sultan HB X berharap wisatawan tidak khawatir kondisi Merapi
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018
Tags: