Anggota DPR: BBM satu harga terobosan pembangunan
18 Agustus 2018 15:21 WIB
BBM Satu Harga Kondisi infrastruktur jalan dan jembatan yang dilalui menuju daerah perbatasan Indonesia - Malaysia di Kecamatan Puring Kencana,wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. (Antara/Timotius)
Jakarta, 18/8 (ANTARA News) - Anggota Komisi II DPR Firman Subagyo menyatakan bahwa program BBM Satu Harga yang telah diluncurkan pemerintahan Presiden Joko Widodo merupakan salah satu terobosan pembangunan yang berhasil.
"Banyak keberhasilan yang sudah tercapai dan Presiden berani melakukan sebuah terobosan dalam pembangunan," kata Firman dalam rilis, Sabtu.
Menurut politisi Partai Golkar itu, indikator keberhasilan itu dapat dilihat antara lain dari harga BBM yang setara antara Papua dengan wilayah lainnya di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim mengatakan, program BBM Satu Harga terutama di kawasan perairan pelosok merupakan hal yang dinilai sangat bermanfaat bagi nelayan tradisional.
"Kebijakan (BBM Satu Harga) ini sangat bermanfaat untuk nelayan jika dilaksanakan secara konsisten dan transparan," kata Abdul Halim.
Menurut Abdul Halim, program tersebut dinilai bermanfaat mengingat 60-70 persen ongkos produksi nelayan biasanya adalah untuk membeli BBM.
Abdul Halim juga menginginkan agar Pertamina dapat menyosialisasikan berbagai program terkait dengan efisiensi pemakaian BBM dan teknologi tepat guna.
Hal tersebut, lanjutnya, juga bermanfaat dalam rangka menghemat ongkos produksi dan menjamin kelestarian ekosistem laut.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menyarankan program BBM Satu Harga harus terus dilanjutkan dengan memakai pembiayaan APBN agar tidak mengganggu keuangan PT Pertamina (Persero).
"Saran saya silahkan dilanjutkan, tetapi dengan melalui mekanisme penganggaran yang benar yaitu APBN," katanya ketika dihubungi Antara di Jakarta, Rabu (26/7).
Komaidi mengatakan kalau tetap memakai anggaran Pertamina, maka program BBM Satu Harga ke depannya bakal menggerus laba BUMN migas tersebut.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa secara kebijakan, tujuan program BBM Satu Harga merupakan hal yang bagus dan mulia.
Baca juga: BBM Satu Harga dan Dana Desa wujud keadilan sosial
"Banyak keberhasilan yang sudah tercapai dan Presiden berani melakukan sebuah terobosan dalam pembangunan," kata Firman dalam rilis, Sabtu.
Menurut politisi Partai Golkar itu, indikator keberhasilan itu dapat dilihat antara lain dari harga BBM yang setara antara Papua dengan wilayah lainnya di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim mengatakan, program BBM Satu Harga terutama di kawasan perairan pelosok merupakan hal yang dinilai sangat bermanfaat bagi nelayan tradisional.
"Kebijakan (BBM Satu Harga) ini sangat bermanfaat untuk nelayan jika dilaksanakan secara konsisten dan transparan," kata Abdul Halim.
Menurut Abdul Halim, program tersebut dinilai bermanfaat mengingat 60-70 persen ongkos produksi nelayan biasanya adalah untuk membeli BBM.
Abdul Halim juga menginginkan agar Pertamina dapat menyosialisasikan berbagai program terkait dengan efisiensi pemakaian BBM dan teknologi tepat guna.
Hal tersebut, lanjutnya, juga bermanfaat dalam rangka menghemat ongkos produksi dan menjamin kelestarian ekosistem laut.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menyarankan program BBM Satu Harga harus terus dilanjutkan dengan memakai pembiayaan APBN agar tidak mengganggu keuangan PT Pertamina (Persero).
"Saran saya silahkan dilanjutkan, tetapi dengan melalui mekanisme penganggaran yang benar yaitu APBN," katanya ketika dihubungi Antara di Jakarta, Rabu (26/7).
Komaidi mengatakan kalau tetap memakai anggaran Pertamina, maka program BBM Satu Harga ke depannya bakal menggerus laba BUMN migas tersebut.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa secara kebijakan, tujuan program BBM Satu Harga merupakan hal yang bagus dan mulia.
Baca juga: BBM Satu Harga dan Dana Desa wujud keadilan sosial
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: