PLN berikan beasiswa bocah pemanjat tiang bendera
18 Agustus 2018 12:55 WIB
Yohanis Gama Marschal Lau, bocah pemanjat tiang bendera pada upacara HUT Kemerdekaan ke-73 RI di Desa Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (17/8/2018). (ANTARA News/HO)
Kupang (ANTARA News) - PT PLN (Persero) memberikan beasiswa pendidikan hingga S1 kepada Yohanis Gama Marschal Lau, bocah pemanjat tiang bendera pada upacara HUT Kemerdekaan ke-73 RI di Desa Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (17/8).
"Aksi Yohanis sangat heroik. Kami salut dengan bocah yang masih berusia 14 tahun ini. Ia akan mendapatkan beasiswa sampai dengan tingkat S1," kata Direktur Human Capital Management PT PLN Muhamad Ali dalam siaran pers yang diterima Antara di Kupang, Sabtu.
Ia mengapresiasi tindakan Yohanis yang menunjukkan tindakan nyata menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan cinta terhadap NKRI.
Untuk itu, melalui Program PLN Peduli, pelajar Kelas VII SMPN I Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu itu mendapatkan beasiswa pendidikan hingga jenjang S1.
"Mulai saat ini Yohanis juga kami jadikan `Putra PLN`," kata Ali seraya menambahkan Yohanis memiliki inisiatif yang tinggi, berani mengambil keputusan dan risiko dalam waktu singkat.
"Ia bisa menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia, karena melakukan suatu tindakan yang memiliki risiko sangat tinggi," ujarnya.
Sebelumnya, aksi Yohanis Gala Marschal Lau memajat tiang bendera pada upacara pengibaran bendera Merah Putih di wilayah perbatasan negara dengan Timor Leste itu menyita perhatian publik dan menjadi viral di berbagai jejaring media sosial.
Berkat aksinya itu, pelajar yang akrab disapa Joni itu pun banjir pujian dari publik termasuk Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi.
Yohanes merupakan anak bungsu dari 9 bersaudara, lahir di Desa Silawan pada 10 Oktober 2004, buah hati dari pasangan Victorino Fahik Marschal dan Lorenca Gama.
Kedua orangtuanya merupakan warga eks Timor Timur yang memilih menetap dan hidup di Indonesia setelah eksodus pada Agustus 1999 pascareferendum di bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.
Yohanis akhirnya diundang secara khusus oleh Menteri Imam Nahrawi ke Jakarta dan dijanjikan untuk menonton salah satu cabang olah raga dalam perhelatan Asian Games 2018.
Ia diterbangkan dari Bandara El Tari Kupang pada Sabtu (18/8) sekitar pukul 08.10 WITA dengan pesawat Batik Air menuju Jakarta bersama kedua orangtuanya serta Dandim 1605/Belu Letkol CZI I Gusti Putu Dwika dan Kapolres Belu AKBP Christian Tobing.
Baca juga: Bocah pemanjat tiang bendera berangkat ke Jakarta
Baca juga: Cerita Johanis si bocah pemanjat tiang bendera
"Aksi Yohanis sangat heroik. Kami salut dengan bocah yang masih berusia 14 tahun ini. Ia akan mendapatkan beasiswa sampai dengan tingkat S1," kata Direktur Human Capital Management PT PLN Muhamad Ali dalam siaran pers yang diterima Antara di Kupang, Sabtu.
Ia mengapresiasi tindakan Yohanis yang menunjukkan tindakan nyata menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan cinta terhadap NKRI.
Untuk itu, melalui Program PLN Peduli, pelajar Kelas VII SMPN I Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu itu mendapatkan beasiswa pendidikan hingga jenjang S1.
"Mulai saat ini Yohanis juga kami jadikan `Putra PLN`," kata Ali seraya menambahkan Yohanis memiliki inisiatif yang tinggi, berani mengambil keputusan dan risiko dalam waktu singkat.
"Ia bisa menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia, karena melakukan suatu tindakan yang memiliki risiko sangat tinggi," ujarnya.
Sebelumnya, aksi Yohanis Gala Marschal Lau memajat tiang bendera pada upacara pengibaran bendera Merah Putih di wilayah perbatasan negara dengan Timor Leste itu menyita perhatian publik dan menjadi viral di berbagai jejaring media sosial.
Berkat aksinya itu, pelajar yang akrab disapa Joni itu pun banjir pujian dari publik termasuk Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi.
Yohanes merupakan anak bungsu dari 9 bersaudara, lahir di Desa Silawan pada 10 Oktober 2004, buah hati dari pasangan Victorino Fahik Marschal dan Lorenca Gama.
Kedua orangtuanya merupakan warga eks Timor Timur yang memilih menetap dan hidup di Indonesia setelah eksodus pada Agustus 1999 pascareferendum di bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.
Yohanis akhirnya diundang secara khusus oleh Menteri Imam Nahrawi ke Jakarta dan dijanjikan untuk menonton salah satu cabang olah raga dalam perhelatan Asian Games 2018.
Ia diterbangkan dari Bandara El Tari Kupang pada Sabtu (18/8) sekitar pukul 08.10 WITA dengan pesawat Batik Air menuju Jakarta bersama kedua orangtuanya serta Dandim 1605/Belu Letkol CZI I Gusti Putu Dwika dan Kapolres Belu AKBP Christian Tobing.
Baca juga: Bocah pemanjat tiang bendera berangkat ke Jakarta
Baca juga: Cerita Johanis si bocah pemanjat tiang bendera
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: