Bandarlampung (ANTARA News) - PTPN VII gandeng swasta untuk mengoptimalisasikan aset yang mengalami penurunan produksi dengan pola kerja sama operasi (KSO).

"KSO dilakukan PTPN VII untuk beberapa aset yang mengalami kemunduran produksi. Saat ini, sebagai uji coba dan menunjukkan hasil sangat baik adalah KSO Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Unit Talopino di Kabupaten Seluma, Bengkulu," kata Direktur Utama PTPN VII M Hanugroho di Bandarlampung, Sabtu.

Ia menyebutkan, KSO Talopino mendapatkan mitra dari PT Bengkulu Sawit Lestari (BSL) dengan penawaran terbuka (lelang).

Menurutnya, dari PKS Talopino ini, PTPN VII mampu menghasilkan profit pada kisaran Rp1,5 miliar per bulan. Langkah KSO Talopino ini menjadi model kerja sama untuk aset PTPN VII yang lain.

Model KSO yang juga sedang diformulasikan adalah kebun dan pabrik Teh Gunung Dempo di Pagar Alam. Dalam hal ini, PTPN VII Menggandeng PT Chakra. Saat ini sedang dalam proses perumusan model dan teknis kerja sama.

Selain itu, pihaknya melakukan beberapa langkah strategis yang telah dilakukan manajemen sehingga grafik pertumbuhan PTPN VII mulai membaik.

Salah satunya dengan program restrukturisasi sumber daya manusia (human capital), manajemen telah menemukan pola-pola kerja yang sesuai dengan kondisi lapangan.

"Saat ini, hasil dari berbagai upaya perbaikan kinerja, terutama pada aspek prilaku dan budaya kerja, telah terjadi revolusi mental di seluruh lapisan," jelasnya.

Hanugroho menjelaskan, hasil dari upaya untuk menyusupkan inti budaya kerja "jujur, tulus, ikhlas", saat ini semua unit bisnis di PTPN VII menunjukkan kenaikan produksi dan produktivitas.

Namun, lanjutnya, kenaikan ini bukan seluruhnya dari faktor perbaikan mentalitas. Ada faktor alam yang mendukung, faktor usia produktif tanaman, faktor eksternal (keamanan hasil produksi dari pencurian), pengawasan yang lebih intensif, juga motivasi dan sikap positif dari karyawan.

Baca juga: Rini kumpulkan 118 dirut BUMN bahas optimalisasi aset
Baca juga: PTPN-Pertamina rencanakan bangun pabrik biodiesel