Medan (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Teroris terus melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap seluruh mantan teroris, terutama yang telah kembali ke masyarakat.
Hal itu disampaikan Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Prof Irfan Idris usai mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI ke-73 di Pondok Pesantren Alhidayah di Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat.
Pondok Pesantren Alhidayah merupakan binaan Khairul Gazali, mantan anggota jaringan teroris yang pernah ditangkap Densus Antiteror Polri.
Menurut Prof Irfan, upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI tersebut juga salah satu bagian dari pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan dari BNPT.
Pemerintah telah menugaskan 36 kementerian dan lembaga untuk berkoordinasi dan bersinerji dalam membina mantan teroris dan keluarganya.
Selama ini, ada sekitar 800 mantan anggota jaringan teroris yang dibina, termasuk anggota keluarganya yang tersebar di berbagai daerah.
Selain membantu pendidikan, BNPT juga berupaya memberikan pendampingan dan pemberdayaan di sektor pertanian sehingga mereka memiliki aktivitas yang bermanfaat.
"Dengan begitu, mereka tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh jaringan terorisme," katanya.
Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Pol Herwan Chaidir mengatakan, pembinaan dan pemberdayaan bukan hanya ditujukan kepada mantan anggota jaringan teroris, tetapi juga kepada anak-anak dan anggota keluarganya.
"Kami akan terus ada untuk mendukung," katanya.
BNPT terus bina mantan jaringan teroris
17 Agustus 2018 21:54 WIB
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: