PTPN-Pertamina rencanakan bangun pabrik biodiesel
17 Agustus 2018 16:29 WIB
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kanan) memimpin rapat terbatas tentang Strategi Kebijakan Memperkuat Cadangan Devisa di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/7/2018). Presiden memerintahkan menteri terkait untuk mengendalikan impor dan meningkatkan ekspor serta mendorong penggunaan biodiesel. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jambi (ANTARA News) - PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III dan PT Pertamina (Persero) berencana membentuk konsorsium untuk membangun pabrik biodiesel.
"Kami akan bangun pabrik biodiesel di Dumai," kata?Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan di Jambi, Jumat.
Ia mengatakan PTPN akan mensuplai minyak sawit (crude palm oil/CPO) untuk diolah dengan teknologi yang dimiliki kedua BUMN itu dan kemudian Pertamina akan membeli produknya.
"Jadi, pasarnya jelas, ini menjadi simbiosis mutualisme. Impor berkurang dan menghemat devisa," ungkapnya.
Dolly menambahkan, PTPN akan mempersiapkan 500 ribu hingga satu juta ton CPO untuk diproduksi menjadi biodiesel di pabrik tersebut.
Saat ini, rencana tersebut masih dilakukan studi kelayakan dan kedua BUMN tersebut masih melakukan pembicaraan secara intensif.
"Ini masih dikaji, sedang studi kelaikan," pungkas Dolly.
Pemerintah akan menggenjot pemakaian biodiesel untuk mengurangi impor bahan bakar minyak jenis solar, sehingga menghemat devisa negara.
Per 1 September 2018, pemerintah akan mewajibkan pencampuran 20 persen minyak sawit ke dalam solar atau disebut biodiesel 20 persen (B20).
Dengan B20 itu berarti dalam setiap satu liter biodiesel terdiri atas 0,8 liter solar dan 0,2 liter minyak sawit,
Pemerintah memperkirakan dapat menghemat devisa negara sebesar 2,3 miliar dolar AS hingga akhir 2018 melalui mandatori B20 itu.
Baca juga: Darmin: Presiden siap teken, B20 bakal berlaku 1 September
Baca juga: Uji coba sukses, Kementerian ESDM rekomendasikan penggunaan B20 untuk kereta api
"Kami akan bangun pabrik biodiesel di Dumai," kata?Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan di Jambi, Jumat.
Ia mengatakan PTPN akan mensuplai minyak sawit (crude palm oil/CPO) untuk diolah dengan teknologi yang dimiliki kedua BUMN itu dan kemudian Pertamina akan membeli produknya.
"Jadi, pasarnya jelas, ini menjadi simbiosis mutualisme. Impor berkurang dan menghemat devisa," ungkapnya.
Dolly menambahkan, PTPN akan mempersiapkan 500 ribu hingga satu juta ton CPO untuk diproduksi menjadi biodiesel di pabrik tersebut.
Saat ini, rencana tersebut masih dilakukan studi kelayakan dan kedua BUMN tersebut masih melakukan pembicaraan secara intensif.
"Ini masih dikaji, sedang studi kelaikan," pungkas Dolly.
Pemerintah akan menggenjot pemakaian biodiesel untuk mengurangi impor bahan bakar minyak jenis solar, sehingga menghemat devisa negara.
Per 1 September 2018, pemerintah akan mewajibkan pencampuran 20 persen minyak sawit ke dalam solar atau disebut biodiesel 20 persen (B20).
Dengan B20 itu berarti dalam setiap satu liter biodiesel terdiri atas 0,8 liter solar dan 0,2 liter minyak sawit,
Pemerintah memperkirakan dapat menghemat devisa negara sebesar 2,3 miliar dolar AS hingga akhir 2018 melalui mandatori B20 itu.
Baca juga: Darmin: Presiden siap teken, B20 bakal berlaku 1 September
Baca juga: Uji coba sukses, Kementerian ESDM rekomendasikan penggunaan B20 untuk kereta api
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: