Waskita: Kenaikan dolar pengaruhi nilai proyek
17 Agustus 2018 14:01 WIB
Ilustrasi: Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Putra. (kanan) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) berada di dalam gerbong Light Rail Transit (LRT) saat dilakukan uji coba dinamis secara terbuka di Stasiun LRT Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Pontianak (ANTARA News) - Nilai tukar (kurs) yang melemah terhadap dolar AS, diakui Dirut PT Waskita Karya (Persero) Tbk, I Gusti Ngurah Putra, sangat mempengaruhi nilai setiap proyek yang dikerjakan.
"Ini jelas tidak bisa dipungkiri, karena setiap kali kenaikan harga dolar, jelas ini akan memengaruhi nilai proyek yang sedang kami kerjakan," kata I Gusti Ngurah Putra, usai mengikuti upacara peringatan HUT ke-73 RI di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat.
Dia mengatakan kenaikan harga dolar itu jelas akan terasa pada bahan diimpor langsung dari luar negeri seperti aspal, baja, dan lain sebagainya. Namun, untuk material proyek yang berasal dari dalam negeri, tidak terlalu memengaruhi nilai proyek yang dikerjakan.
"Untuk mengantisipasi hal ini jelas memerlukan strategi dan itu sudah kami lakukan, bagaimana mengantisipasi perubahan harga pasar dari material proyek yang kami gunakan," tuturnya.
Dirinya yakin, setiap perusahaan kontruksi pasti melakukan strategi tersebut, agar tidak merugi dalam pengerjaan proyek yang dilakukan.
Meski harga dolar saat ini terus naik, katanya, namun pihaknya tetap berkomitmen untuk tetap mengutamakan kualitas bahan dan pengerjaan setiap proyek yang ada.
"Ini menjadi komitmen kami, agar setiap proyek yang kami lakukan tetap mengedepankan kualitas," katanya.
Baca juga: Menkeu: Asumsi Rp14.400/dolar merupakan angka konservatif
Baca juga: Menkeu: pemerintah akan tegas kendalikan impor
"Ini jelas tidak bisa dipungkiri, karena setiap kali kenaikan harga dolar, jelas ini akan memengaruhi nilai proyek yang sedang kami kerjakan," kata I Gusti Ngurah Putra, usai mengikuti upacara peringatan HUT ke-73 RI di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat.
Dia mengatakan kenaikan harga dolar itu jelas akan terasa pada bahan diimpor langsung dari luar negeri seperti aspal, baja, dan lain sebagainya. Namun, untuk material proyek yang berasal dari dalam negeri, tidak terlalu memengaruhi nilai proyek yang dikerjakan.
"Untuk mengantisipasi hal ini jelas memerlukan strategi dan itu sudah kami lakukan, bagaimana mengantisipasi perubahan harga pasar dari material proyek yang kami gunakan," tuturnya.
Dirinya yakin, setiap perusahaan kontruksi pasti melakukan strategi tersebut, agar tidak merugi dalam pengerjaan proyek yang dilakukan.
Meski harga dolar saat ini terus naik, katanya, namun pihaknya tetap berkomitmen untuk tetap mengutamakan kualitas bahan dan pengerjaan setiap proyek yang ada.
"Ini menjadi komitmen kami, agar setiap proyek yang kami lakukan tetap mengedepankan kualitas," katanya.
Baca juga: Menkeu: Asumsi Rp14.400/dolar merupakan angka konservatif
Baca juga: Menkeu: pemerintah akan tegas kendalikan impor
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: