Pembangunan infrastruktur bagian dari strategi kebudayaan
16 Agustus 2018 19:21 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kanan) berjalan bersama pimpinan DPR dan DPD seusai Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang I DPR tahun 2018-2019 di Gedung Nusantra, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018). Rapat paripurna tersebut beragendakan penyampaian pidato RUU APBN 2019 disertai Nota Keuangan dan dokumen pendukungnya oleh Presiden Joko Widodo. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyebut pembangunan infrastruktur fisik yang masif dilakukan dalam kepemimpinannya, dilakukan sebagai bagian dari strategi kebudayaan dalam menghadapi tantangan-tantangan kekinian dan masa depan.
Dalam Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-73 Kemerdekaan RI pada Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis, Kepala Negara mengatakan selama empat tahun ini, pembangunan infrastruktur fisik yang dibangun secara masif dan merata dilakukan sejalan dengan pembangunan sumber daya manusia Indonesia sebagai prioritas utama pembangunan nasional.
"Sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru, kita dorong terus tumbuh sejalan dengan pembangunan infrastruktur," katanya.
Infrastruktur dasar seperti pelabuhan, bandara, rel kereta api, jalan, dan jalan tol dibangun terintegrasi dengan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi daerah, diharapkan bisa memberi nilai tambah bagi pengembangan wilayah dan juga berdampak pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Konektivitas yang makin tersambung akibat pembangunan infrastruktur, disebut Presiden bukan hanya akan membuat ekonomi Indonesia lebih efisien dan berdaya saing, tapi juga akan mempersatukan sebagai bangsa.
"Begitu pula dengan pembangunan infrastruktur transportasi massal modern di perkotaan, seperti LRT dan MRT, akan membangun budaya baru, peradaban baru dalam bidang transportasi massal. Peradaban baru yang tidak ada pembandingnya dalam sejarah negara kita karena sama sekali belum pernah dilakukan," tuturnya.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengatakan terus menguatkan konektivitas pembangunan dan pengembangan pelabuhan melalui tol laut yang sejak 2015 hingga 2017 sudah mencapai 477 lokasi.
Dalam periode tersebut, pemerintah juga telah berhasil membangun jalur kereta api yang secara akumulatif mencapai sekitar 369 kilometer "spoor" rel kereta; sebanyak 11 bandara baru; dan 397 kilometer jalan tol yang telah beroperasional.
"Kita terus membangun dan mengintegrasikan jalan Trans Sumatera, Trans Jawa, Trans Papua, yang membuka kesempatan-kesempatan baru bagi rakyat. Jalan-jalan baru tersebut menjadi bagian dari keberhasilan pengelolaan arus mudik Lebaran tahun ini, yang berjalan lancar, nyaman, dan penuh keriangan," katanya.
Klaim keberhasilan bidang infrastruktur juga disampaikan Presiden dalam proyek-proyek kelistrikan dengan sumber energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sidrap di Sulawesi Selatan yang akan terus dikerjakan di seluruh pelosok Tanah Air.
"Sehingga daerah-daerah perbatasan dan desa-desa terdepan kita akhirnya dapat menikmati aliran listrik setelah menunggu 73 tahun kemerdekaan," katanya.
Pembangunan waduk, bendungan, dan irigasi juga akan terus digenjot agar petani-petani di seluruh Indonesia dapat melakukan panen lebih dari satu kali.
"Ini akan membantu bangsa Indonesia mencapai ketahanan pangan," pungkasnya.
Baca juga: Presiden: Alokasi anggaran infrastruktur 2019 Rp420,5 triliun
Baca juga: Presiden: banyak salah pengertian soal pembangunan infrastruktur
Dalam Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-73 Kemerdekaan RI pada Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis, Kepala Negara mengatakan selama empat tahun ini, pembangunan infrastruktur fisik yang dibangun secara masif dan merata dilakukan sejalan dengan pembangunan sumber daya manusia Indonesia sebagai prioritas utama pembangunan nasional.
"Sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru, kita dorong terus tumbuh sejalan dengan pembangunan infrastruktur," katanya.
Infrastruktur dasar seperti pelabuhan, bandara, rel kereta api, jalan, dan jalan tol dibangun terintegrasi dengan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi daerah, diharapkan bisa memberi nilai tambah bagi pengembangan wilayah dan juga berdampak pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Konektivitas yang makin tersambung akibat pembangunan infrastruktur, disebut Presiden bukan hanya akan membuat ekonomi Indonesia lebih efisien dan berdaya saing, tapi juga akan mempersatukan sebagai bangsa.
"Begitu pula dengan pembangunan infrastruktur transportasi massal modern di perkotaan, seperti LRT dan MRT, akan membangun budaya baru, peradaban baru dalam bidang transportasi massal. Peradaban baru yang tidak ada pembandingnya dalam sejarah negara kita karena sama sekali belum pernah dilakukan," tuturnya.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengatakan terus menguatkan konektivitas pembangunan dan pengembangan pelabuhan melalui tol laut yang sejak 2015 hingga 2017 sudah mencapai 477 lokasi.
Dalam periode tersebut, pemerintah juga telah berhasil membangun jalur kereta api yang secara akumulatif mencapai sekitar 369 kilometer "spoor" rel kereta; sebanyak 11 bandara baru; dan 397 kilometer jalan tol yang telah beroperasional.
"Kita terus membangun dan mengintegrasikan jalan Trans Sumatera, Trans Jawa, Trans Papua, yang membuka kesempatan-kesempatan baru bagi rakyat. Jalan-jalan baru tersebut menjadi bagian dari keberhasilan pengelolaan arus mudik Lebaran tahun ini, yang berjalan lancar, nyaman, dan penuh keriangan," katanya.
Klaim keberhasilan bidang infrastruktur juga disampaikan Presiden dalam proyek-proyek kelistrikan dengan sumber energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sidrap di Sulawesi Selatan yang akan terus dikerjakan di seluruh pelosok Tanah Air.
"Sehingga daerah-daerah perbatasan dan desa-desa terdepan kita akhirnya dapat menikmati aliran listrik setelah menunggu 73 tahun kemerdekaan," katanya.
Pembangunan waduk, bendungan, dan irigasi juga akan terus digenjot agar petani-petani di seluruh Indonesia dapat melakukan panen lebih dari satu kali.
"Ini akan membantu bangsa Indonesia mencapai ketahanan pangan," pungkasnya.
Baca juga: Presiden: Alokasi anggaran infrastruktur 2019 Rp420,5 triliun
Baca juga: Presiden: banyak salah pengertian soal pembangunan infrastruktur
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: