Ankara (ANTARA News) - Turki siap membicarakan berbagai masalah, yang sedang dihadapi, dengan Amerika Serikat sejauh tidak ada ancaman, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Rabu.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Turki di tengah perselisihan melebar antara kedua negara sesama anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu, yang membuat mata uang Turki terperosok.
Sementara itu, ketika berbicara di depan para duta besar di Ankara, Cavusoglu juga mengatakan hubungan Turki dengan Uni Eropa memiliki landasan teguh dan akan kembali normal.
Ia mengatakan akan melakukan pertemuan dengan wakil kepala Komisi Eropa, Frans Timmermans, untuk mempercepat pembicaraan soal pembebasan visa bagi warga negara Turki.
Sementara itu, kelompok kerja Turki dan Rusia akan mengadakan pembicaraan soal perjalanan bebas visa bagi warga negara Turki ke Rusia setelah Idul Adha pekan depan.
Sebelumnya pada Rabu, Gedung Putih, mengecam langkah Turki yang menggandakan tarif terhadap impor mobil, alkohol dan tembakau dari Amerika Serikat.
AS menyebut keputusan Turki itu sebagai "langkah ke arah yang salah."
Tindakan diambil Turki sebagai balasan atas langkah AS, yang disebutnya sebagai serangan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap perekonomian negara itu.
Amerika Serikat pekan lalu menggandakan tarif atas produk baja dan aluminium Turki. Langkah itu ikut membuat nilai tukar mata uang Turki, lira, terpuruk.
"Tarif dari Turki tentunya disayangkan dan adalah langkah ke arah yang salah. Tarif yang dikenakan Amerika Serikat terhadap Turki didasarkan pada kepentingan keamanan nasional sementara tarif mereka didasarkan pada pembalasan," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders kepada para wartawan sebagaimana dikutip Reuters.
Ketegangan antara kedua negara sesama sekutu di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu memburuk pada saat Turki bersikeras untuk tetap menahan pendeta Amerika, Andrew Brunson. Turki menuduh Brunson mendukung percobaan kudeta terhadap Erdogan dua tahun lalu.
Selain memutuskan untuk meningkatkan tarif impor baja dan aluminium Turki, pemerintahan Trump sebelumnya juga menjatuhkan sanksi terhadap dua pejabat tinggi pada kabinet Presiden Turki Tayyip Erdogan.
AS mengeluarkan sanksi tersebut untuk menekan Turki agar membebaskan Brunson.
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Boyke Soekapdjo
Turki siap bicarakan masalah dengan AS tanpa ancaman
16 Agustus 2018 12:10 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (REUTERS/Kacper Pempel)
Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: