Shanghai (Antara/Reuters) - Perusahaan obat China memproduksi hampir 500 ribu vaksin di bawah standar untuk bayi, sekitar dua kali lipat perkiraan sebelumnya dari pihak berwenang yang menyelidiki skandal keamanan obat itu, menurut kantor berita Xinhua, Rabu.
Badan regulator obat China pada Juli menuduh Changsheng
Bio-teknologi Co Ltd menjual 252.600 dosis vaksin DPT yang tidak efektif untuk anak-anak, guna melawan difteri, batuk rejan dan tetanus.
Xinhua mengatakan pada Rabu penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa perusahaan itu telah memproduksi tambahan vaksin DPT di bawah standar, yang membuat jumlah totalnys meningkat menjadi 499.800 dosis.
"Setiap pelanggaran terhadap hukum atau peraturan (perusahaan) dan personil akan dihukum berat. Otoritas lokal serta departemen dengan tanggung jawab pengawasan juga dimintai pertanggungjawaban atas segala kelalaian tugas yang ditemukan," kata Xinhua.
Changsheng tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Xinhua mengatakan tim investigasi menemukan kelompok pertama sebanyak 252.600 dosisi vaksin DPT dijual di Provinsi Shandong.
Kurang dari sepersepuluh dari kelompok kedua yaitu 247.200 dosis dijual di Provinsi Anhui bagian timur, dan sisanya dijual di Shandong.
Xinhua mengatakan sekitar 76 persen anak-anak yang terkena dampak dari kelompok pertama telah diobati, dan ada rencana untuk merawat anak-anak yang divaksin menggunakan kelompok kedua vaksin DPT.
China mulai melakukan pemeriksaan langsung terhadap pembuat vaksin dalam upaya untuk mengendalikan kemarahan publik setelah Changsheng ditemukan telah memalsukan data untuk vaksin rabies dan membuat vaksin tidak layak untuk bayi China.
Pemerintah telah memerintahkan penangkapan 18 orang di perusahaan itu, yang berlokasi di timur laut Kota Changchun dan saham perusahaan telah dibekukan.
(Uu.SYS/C/G003/B/M016) 15-08-2018 22:12:57
Pabrik vaksin China produksi 500 ribu vaksin bayi tak layak
16 Agustus 2018 11:23 WIB
ilustrasi seorang bayi mendapat vaksinisasi (ANTARA /Rahmad)
Pewarta: Antara/Reuters
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2018
Tags: