Info haji
Laporan dari Mekkah - Jamaah haji diminta kenali titik krusial armuzna
15 Agustus 2018 22:20 WIB
Kondisi Tenda untuk Jamaah Calon Haji di fase Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) yang akan digunakan untuk JCH tinggal sementara menjalani rangkaian ibadah haji musim 2018. (15/8/2018)
Mekkah (ANTARA News) - Kepala Satuan Operasi Armina, Jaetul Muchlis mengingatkan jamaah calon haji agar mengenali Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) sebagai titik krusial dalam ibadah haji karena segala kemampuan fisik dan mental bisa terkuras dalam fase tersebut.
"Energi jamaah di sini akan banyak terkuras. Para jamaah harus mengetahui rentetan itu semua sehingga mereka bisa mengukur diri," kata Jaetul di Mekkah, Rabu.
Dia mengatakan, JCH akan banyak berjalan kaki saat fase Armuzna berkilo-kilometer dengan tantangan cuaca panas dan paparan cahaya matahari. Maka mereka bisa sangat keletihan jika tidak dilakukan perencanaan aktivitas secara terpadu.
Saat fase Mina, dia mencontohkan jamaah setidaknya harus berjalan kaki menempuh jarak 2,5 kilometer bahkan lebih tergantung tempat tinggalnya untuk melakukan amalan melempar batu atau jumrah.
Sebelum itu, kata dia, jamaah harus mulai melakukan perjalanan pada 8 Dzulhijah atau Minggu (19/8), untuk rukun haji wukuf di Arafah. Wukuf berlangsung sehari kemudian hingga sore hari. Meski menggunakan bus tetapi akan ada proses panjang perjalanan yang melelahkan, terutama bagi calhaj yang berusia lanjut dan mereka yang mengalami gangguan kesehatan.
Selama di Arafah, kata dia, jamaah akan tinggal untuk menjalani prosesi wukuf mulai terbitnya matahari pada 9 Dzulhijah (Senin, 20/8) hingga sang surya tenggelam. Kemudian jamaah akan mulai bergerak menuju Muzdalifah untuk mabit hingga pukul 01.00 WAS di hari berikutnya.
Dari Muzdalifah, lanjut dia, JCH akan bergerak menuju tenda di Mina untuk tinggal sementara. Selanjutnya, mereka akan keluar tenda berjalan kaki menuju area jamarat untuk melakukan wajib haji jumrah aqabah kemudian kembali lagi ke tenda Mina.
Menilik tahapan yang panjang dan tergolong melelahkan untuk fase Armuzna di atas, maka tidak mengherankan jika banyak JCH terkendala kebugaran saat tahapan tersebut.
Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Nirwan Satria selalu mengingatkan jamaah untuk tidak terforsir dalam kegiatan yang sifatnya tidak prioritas karena fase Armuzna sangat menguras energi.
"Haji itu wukuf, sebaiknya fokus untuk memulihkan kebugaran dalam fase Armuzna," katanya.
Baca juga: Laporan dari Mekkah - Kloter terakhir tiba di Tanah Suci Kamis
Baca juga: Laporan dari Mekkah - Menteri Agama cek persiapan menuju Arafah
"Energi jamaah di sini akan banyak terkuras. Para jamaah harus mengetahui rentetan itu semua sehingga mereka bisa mengukur diri," kata Jaetul di Mekkah, Rabu.
Dia mengatakan, JCH akan banyak berjalan kaki saat fase Armuzna berkilo-kilometer dengan tantangan cuaca panas dan paparan cahaya matahari. Maka mereka bisa sangat keletihan jika tidak dilakukan perencanaan aktivitas secara terpadu.
Saat fase Mina, dia mencontohkan jamaah setidaknya harus berjalan kaki menempuh jarak 2,5 kilometer bahkan lebih tergantung tempat tinggalnya untuk melakukan amalan melempar batu atau jumrah.
Sebelum itu, kata dia, jamaah harus mulai melakukan perjalanan pada 8 Dzulhijah atau Minggu (19/8), untuk rukun haji wukuf di Arafah. Wukuf berlangsung sehari kemudian hingga sore hari. Meski menggunakan bus tetapi akan ada proses panjang perjalanan yang melelahkan, terutama bagi calhaj yang berusia lanjut dan mereka yang mengalami gangguan kesehatan.
Selama di Arafah, kata dia, jamaah akan tinggal untuk menjalani prosesi wukuf mulai terbitnya matahari pada 9 Dzulhijah (Senin, 20/8) hingga sang surya tenggelam. Kemudian jamaah akan mulai bergerak menuju Muzdalifah untuk mabit hingga pukul 01.00 WAS di hari berikutnya.
Dari Muzdalifah, lanjut dia, JCH akan bergerak menuju tenda di Mina untuk tinggal sementara. Selanjutnya, mereka akan keluar tenda berjalan kaki menuju area jamarat untuk melakukan wajib haji jumrah aqabah kemudian kembali lagi ke tenda Mina.
Menilik tahapan yang panjang dan tergolong melelahkan untuk fase Armuzna di atas, maka tidak mengherankan jika banyak JCH terkendala kebugaran saat tahapan tersebut.
Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Nirwan Satria selalu mengingatkan jamaah untuk tidak terforsir dalam kegiatan yang sifatnya tidak prioritas karena fase Armuzna sangat menguras energi.
"Haji itu wukuf, sebaiknya fokus untuk memulihkan kebugaran dalam fase Armuzna," katanya.
Baca juga: Laporan dari Mekkah - Kloter terakhir tiba di Tanah Suci Kamis
Baca juga: Laporan dari Mekkah - Menteri Agama cek persiapan menuju Arafah
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: