Nairobi, Kenya (ANTARA News) - Penduduk yang berusia lanjut di Afrika memikul beban berat krisis kemanusiaan yang dipicu oleh konflik dan bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim, kata satu studi yang disiarkan di Nairobi, Kenya, Senin (13/8).
Menurut studi yang berjudul "Older people in displacement: falling through the cracks of emergency responses", krisis kemanusiaan yang merebak di wilayah lebih luas Tanduk Afrika yang berkaitan dengan perang dan kemarau telah merenggut lebih banyak korban warga senior di tengah mekanisme reaksi yang lemah.
"Orang tua dengan tubuh cacat melaporkan mereka menerima dukungan dari keluarga selama pengungsian sementara sumber kehidupan langka dan keluarga makin lelah mengurus mereka," kata studi tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam. Studi itu dipimpin oleh HelpAge International, satu kelompok amal.
"Hilangnya tenaga, kedaulatan dan penghirmatan ini dapat memiliki dampak berbahaya pada kesehatan psikologis orang tua," ia menambahkan.
Studi tersebut, yang mencakup Kenya, Sudan, Ethiopia dan Uganda, menyoroti kerentanan orang yang berusia lanjut dalam peristiwa bencana sementara reaksi yang diberikan lemah atau serampangan dari pelaku kemanusiaan dan masyarakat luas.
Studi itu menyatakan penderitaan orang tua dan kehilangan tempat tinggal di wilayah bergolak telah ditambah parah oleh pecahnya jaringan keselamatan sosial tradisional, kemiskinan parah, penyakit kronis dan bermacam bentuk cacat.
Prafulla Mishra, Direktur Regional HelpAge di Afrika, menyatakan perang saudara, ditambah oleh dampak negatif perubahan iklim, telah menambah parah penderitaan orang tua di wilayah Afrika Timur.
Baca juga: Unicef: kelompok bersenjata serang iringan kemanusiaan Sudan selatan, sopir tewas
"Konflik yang berlanjut dan lingkaran kemarau yang berulangkali terjadi di Afrika Timur melucuti kemampuan masyarakat dan tatanan dukungan, menghancurkan posisi tradisional orang yang berusia lanjut dalam hal pengaruh dan wewenang di dalam masyarakat," kata Mishra.
"Saat generasi muda bermigrasi untuk mendapatkan pekerjaan di daerah kota atau padang rumput yang lebih jauh, mereka yang tinggal di desa menghadapi pengabaian dan pengucilan lebih jauh," ia menambahkan.
Mishra memuji pemerintah di wilayah itu karena mengembangkan jaring keamanan yang progresif buat penduduk yang berusia lanjut tapi mendesak pelaku kemanusiaan agar melengkapi kembali program yang ulet yang disediakan bagi wilayah tersebut sehubungan dengan bencana yang kembali terjadi.
"Sementara pemerintah di Afrika Timur, terutama Kenya dan Ethiopia, terus mengembangkan kebijakan perlindungan sosial, sistem pensiun universal dan jaring keamanan lain yang membangun ketahanan warga yang berusia lanjut, organisasi kemanusiaan tidak memberi cukupan tanggapan," kata Mishra.
Ia menyatakan bencana kemanusiaan yang berkaitan dengan perubahan iklim akan meningkat di wilayah itu, dan pemerintah serta lembaga bantuan perlu tampil dengan program yang meningkatkan ketahanan orang yang berusia lanjut.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Orangtua di Afrika pikul beban berat krisis kemanusiaan
14 Agustus 2018 22:56 WIB
Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma menari setelah persidangan dirinya di Pietermaritzburg, Afrika Selatan, Jumat (27/7/2018). (REUTERS/Rogan Ward)
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018
Tags: