Davao, Filipina (ANTARA News) - Federasi Serikat Pekerja Global Asia Pasifik (Uni Apro) menyerukan peningkatan ketrampilan anggotanya untuk menghadapi era otomatisasi.

"Ketrampilan tambahan dibutuhkan agar para pekerja tidak terpinggirkan dalam era otomatisasi maupun digitalisasi," ujar Sekretaris Regional UNI Apro Christopher Ng di Davao, Filipina, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan Christopher Ng dalam sesi bersama Konferensi Federasi Serikat Pekerja Global Asia Pasifik (Uni Apro) yang berlangsung di Davao, Filipina.

Christopher mengatakan jenis pekerjaan baru yang diciptakan dalam era otomatisasi itu membutuhkan ketrampilan yang berbeda.

"Karena itu pekerja harus diberikan ketrampilan dan peningkatan skill untuk menghadapi era otomatisasi," kata dia.

Tantangannya, lanjut dia, yaitu bagaimana serikat pekerja memastikan peningkatan kemampuan pekerja yang mengalami perpindahan pekerjaan yang baru itu.

Sementara itu, Wakil Presiden Uni Apro Khairruzzaman Hj Mohammad mengatakan para pekerja harus selalu meningkatkan ketrampilan mereka seiring perubahan zaman.

"Kita harus memikirkan ketrampilan dan pelatihan untuk memastikan setiap pekerja dipersiapkan untuk pekerjaan di masa depan," tegas dia.

Studi Microsoft dan IDC terbaru yang berjudul "Unlocking the Economic Impact of Digital Transformation in Asia Pacific" menunjukkan, 85 persen pekerjaan di Asia Pasifik akan mengalami transformasi dalam tiga tahun ke depan.

Para responden dalam studi mengatakan, lebih dari 50 persen pekerjaan akan dipindahtugaskan ke posisi baru dan/atau dilatih ulang dan ditingkatkan keterampilannya untuk transformasi digital.

Menariknya, studi ini menunjukkan, 26 persen pekerjaan merupakan jenis pekerjaan baru yang diciptakan dari transformasi digital. Hal itu akan mengimbangi 27 persen pekerjaan yang akan dialihdayakan atau dikerjakan secara otomatis.