Din: Jangan warnai politik dengan ujaran kebencian
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) disaksikan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin (kedua kanan), Wakil Presiden keenam Try Sutrisno (tengah), Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (ketiga kanan), Sekretaris MUI Anwar Abbas (kanan), Ketua MUI bidang Pendidikan dan Kaderisasi Abdullah Jaidi (kiri) dan Ketua MUI bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat Lukmanul Hakim (ketiga kiri) meletakkan batu pertama proyek pembangunan Menara MUI di Bambu Apus, Jakarta, Kamis (26/7/2018). Menara MUI akan dibangun 20 lantai untuk mengakomodasi kegiatan MUI dan didanai dari wakaf, infak, sedekah dan skema reksadana syariah. (ANTARA /Puspa Perwitasari)
"Kepada siapa pun jangan politik yang mengedepankan ujaran kebencian," kata Din yang juga menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama itu di Jakarta, Senin.
Din yang juga mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama dua periode itu, menuturkan setiap orang harus beradab dalam bersikap di dunia politik.
Menurut dia, perbedaan pendapat dan pilihan harus dihormati semua pihak sehingga tidak perlu saling menghina satu sama lain.
"Beda pendapat beda kepentingan tapi jangan mencaci maki," ujar Din yang juga mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Pusat itu.
Ia mengatakan tindakan caci maki adalah perbuatan yang melanggar nilai agama dan tidak patut untuk dipelihara, sedangkan sikap menghargai pendapat dan pilihan masing-masing pihak mencerminkan jalannya demokrasi yang baik di tengah kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Untuk itu, kata dia, seluruh pihak harus menjauhi ujaran kebencian demi kelancaran dan kesuksesan Pilpres 2019 dan Pemilu Legislatif 2019 sehingga hasil pesta demokrasi mendatang membawa manfaat positif bagi kepentingan masyarakat.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum telah menerima berkas pendaftaran dari dua pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, yakni Joko Widodo-Ma`ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.*
Baca juga: Din: Ulama tidak masalah terjun ke politik
Baca juga: Din Syamsuddin: Kedepankan hubungan dialogis dalam perbedaan
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018