Mahasiswa UI ciptakan alat "Smart-Blind"
13 Agustus 2018 22:51 WIB
Arsip - Seorang 'visual reader' (kiri) membisiki alur cerita film Ada Apa Dengan Cinta 2 pada penyandang tunanetra saat mengikuti acara Bioskop Harewos di Bandung, Jawa Barat, Minggu (12/8/2018). Bioskop harewos (berbisik) yang diikuti oleh 36 tunanetra dan 36 visual reader tersebut ditujukan untuk memberikan sensasi menonton film bioskop kepada tunanetra dengan cara mempertemukan mereka dengan orang baru di luar lingkungannya. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Depok, (ANTARA News) - Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menciptakan alat bantu baca buku bagi penyandang tunanetra yang diberi nama Smart-Blind.
"Alat ini bekerja dengan cara mengonversi gambar dari media cetak menjadi teks dan teks tersebut diubah menjadi suara yang dapat langsung diterima oleh penyandang tunanetra. Dengan Smart- Blind, para penyandang tunanetra dapat langsung menekan tombol dan menggerakkan alat ke atas media cetak yang dikehendaki," kata Kepala Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti di UI Depok, Senin.
Dalam hitungan beberapa menit alat tersebut katanya akan memproses gambar yang berisi tulisan menjadi suara sehingga dapat dengan mudah diterima oleh penyandang tunanetra. Keunggulan Smart-Blind antara lain efisien, portable, dan mudah digunakan oleh penyandang tunanetra.
Ketiga mahasiswa jurusan Teknik Elektro UI tersebut adalah Maulana Bisyir Azhari, Gibran Muhammad Fajar Wisesa dan Nikolas Jalu Padma Iswara yang membuat Smart-Blind dibawah bimbingan Dosen Teknik Elektro UI Dr. Ir. Purnomo Sidi Priambodo, M. Sc.
Ketua Tim Maulana mengatakan ada beberapa hal yang menghambat penyampaian informasi bagi penyandang tunanetra. Salah satunya adalah sulitnya mendapatkan informasi yang cepat dari sumber media cetak, solusi yang ada saat ini hanyalah dengan mengonversi tulisan ke dalam huruf braille dan itu memakan waktu yang cukup lama, berangkat dari persoalan tersebut maka kami berinisiatif untuk menciptakan alat bernama Smart-Blind ini.
Dalam proses pembuatan Smart-Blind, Maulana dan tim memulai dengan pemilihan material berupa mini-PC Raspberry Pi Zero W, baterai, headphone, serta peralatan-peralatan lain pendukung mini-PC tersebut. Setelah pemilihan material, Maulana dan tim mulai merancang program dan algoritma pada mini-PC.
Maulana mengatakan cara menggunakan alat ini adalah dengan menaruh corong alat yang di dalamnya ada sebuah kamera pada media cetak yang hendak dibaca dan menekan tombol saja untuk mengambil gambar tulisan yang ada di media cetak tersebut, dalam hitungan beberapa menit alat tersebut akan memproses gambar yang berisi tulisan menjadi suara sehingga dapat dengan mudah diterima oleh penyandang tunanetra.
Alat ini dapat digunakan dalam kegiatan akademik di sekolah atau universitas, literasi ilmu pendukung pekerjaan ataupun sebagai alat bantu baca dalam kegiatan sehari-hari. Diharapkan Smart-Blind ini dapat semakin mempermudah para tunanetra dalam mendapatkan informasi dari media cetak.
Smart-Blind dapat memberikan akses yang sama kepada penyandang tunanetra terhadap perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan agar menjadi individu yang lebih berilmu dan dapat bersaing dengan manusia yang normal.*
Baca juga: Mahasiswa ciptakan popok dari sabut kelapa, ini keunggulannya
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya temukan penyerap minyak berbahan pasir laut
"Alat ini bekerja dengan cara mengonversi gambar dari media cetak menjadi teks dan teks tersebut diubah menjadi suara yang dapat langsung diterima oleh penyandang tunanetra. Dengan Smart- Blind, para penyandang tunanetra dapat langsung menekan tombol dan menggerakkan alat ke atas media cetak yang dikehendaki," kata Kepala Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti di UI Depok, Senin.
Dalam hitungan beberapa menit alat tersebut katanya akan memproses gambar yang berisi tulisan menjadi suara sehingga dapat dengan mudah diterima oleh penyandang tunanetra. Keunggulan Smart-Blind antara lain efisien, portable, dan mudah digunakan oleh penyandang tunanetra.
Ketiga mahasiswa jurusan Teknik Elektro UI tersebut adalah Maulana Bisyir Azhari, Gibran Muhammad Fajar Wisesa dan Nikolas Jalu Padma Iswara yang membuat Smart-Blind dibawah bimbingan Dosen Teknik Elektro UI Dr. Ir. Purnomo Sidi Priambodo, M. Sc.
Ketua Tim Maulana mengatakan ada beberapa hal yang menghambat penyampaian informasi bagi penyandang tunanetra. Salah satunya adalah sulitnya mendapatkan informasi yang cepat dari sumber media cetak, solusi yang ada saat ini hanyalah dengan mengonversi tulisan ke dalam huruf braille dan itu memakan waktu yang cukup lama, berangkat dari persoalan tersebut maka kami berinisiatif untuk menciptakan alat bernama Smart-Blind ini.
Dalam proses pembuatan Smart-Blind, Maulana dan tim memulai dengan pemilihan material berupa mini-PC Raspberry Pi Zero W, baterai, headphone, serta peralatan-peralatan lain pendukung mini-PC tersebut. Setelah pemilihan material, Maulana dan tim mulai merancang program dan algoritma pada mini-PC.
Maulana mengatakan cara menggunakan alat ini adalah dengan menaruh corong alat yang di dalamnya ada sebuah kamera pada media cetak yang hendak dibaca dan menekan tombol saja untuk mengambil gambar tulisan yang ada di media cetak tersebut, dalam hitungan beberapa menit alat tersebut akan memproses gambar yang berisi tulisan menjadi suara sehingga dapat dengan mudah diterima oleh penyandang tunanetra.
Alat ini dapat digunakan dalam kegiatan akademik di sekolah atau universitas, literasi ilmu pendukung pekerjaan ataupun sebagai alat bantu baca dalam kegiatan sehari-hari. Diharapkan Smart-Blind ini dapat semakin mempermudah para tunanetra dalam mendapatkan informasi dari media cetak.
Smart-Blind dapat memberikan akses yang sama kepada penyandang tunanetra terhadap perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan agar menjadi individu yang lebih berilmu dan dapat bersaing dengan manusia yang normal.*
Baca juga: Mahasiswa ciptakan popok dari sabut kelapa, ini keunggulannya
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya temukan penyerap minyak berbahan pasir laut
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: