BNPB: kerugian akibat gempa Lombok capai Rp5 triliun lebih
13 Agustus 2018 14:58 WIB
Foto aerial kondisi pemukiman di Desa Telagawareng, Pemenang, Lombok Barat, NTB, Rabu (8/8/2018). sejumlah lokasi yang terdampak gempa bumi belum mendapatkan bantuan berupa makanan, minuman, obat-obatan dan tenda. (ANTARA /Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Kerugian akibat gempa yang mengguncang wilayah Lombok di Nusa Tenggara Barat mencapai Rp5,04 triliun lebih menurut
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
"Angka itu sementara, hanya berdasarkan basis data pada Kamis (9/8). Dipastikan dampak ekonomi lebih dari Rp5,04 triliun," kata Sutopo melalui pesan tertulis, Senin.
Sutopo mengatakan angka perkiraan kerugian itu didapat setelah Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB melakukan perhitungan kerusakan di Lombok, baik akibat gempa 6,4 Skala Richter pada 29 Juli maupun gempa 7 Skala Richter pada 5 Agustus.
Kerugian Rp5,04 triliun tersebut dihitung berdasarkan kerugian akibat kerusakan permukiman (Rp3,82 triliun), infrastruktur (Rp7,5 miliar), gangguan ekonomi produktif (Rp432,7 miliar), sosial budaya (Rp716,5 miliar) dan lintas sektor (Rp61,9 miliar).
Daerah yang paling parah terdampak adalah Kabupaten Lombok Utara, dengan nilai kerugian lebih dari Rp2,7 triliun, disusul Kabupaten Lombok Barat (Rp1,5 triliun), Kabupaten Lombok Timur (Rp417,3 miliar), Kabupaten Lombok Tengah (Rp174,4 miliar) dan Kota Mataram (Rp242,1 miliar). Dampak kerusakan dan kerugian ekonomi di Bali akibat gempa itu masih dihitung.
"Kerusakan dan kerugian sangat besar. Apalagi bila data sudah terkumpul semua, maka jumlahnya akan lebih besar. Perlu triliunan rupiah untuk melakukan perbaikan kembali dalam rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan akan diperlukan waktu untuk pemulihan kembali kehidupan masyarakat dan pembangunan ekonomi di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Korban jiwa akibat gempa Lombok tambah menjadi 436
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
"Angka itu sementara, hanya berdasarkan basis data pada Kamis (9/8). Dipastikan dampak ekonomi lebih dari Rp5,04 triliun," kata Sutopo melalui pesan tertulis, Senin.
Sutopo mengatakan angka perkiraan kerugian itu didapat setelah Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB melakukan perhitungan kerusakan di Lombok, baik akibat gempa 6,4 Skala Richter pada 29 Juli maupun gempa 7 Skala Richter pada 5 Agustus.
Kerugian Rp5,04 triliun tersebut dihitung berdasarkan kerugian akibat kerusakan permukiman (Rp3,82 triliun), infrastruktur (Rp7,5 miliar), gangguan ekonomi produktif (Rp432,7 miliar), sosial budaya (Rp716,5 miliar) dan lintas sektor (Rp61,9 miliar).
Daerah yang paling parah terdampak adalah Kabupaten Lombok Utara, dengan nilai kerugian lebih dari Rp2,7 triliun, disusul Kabupaten Lombok Barat (Rp1,5 triliun), Kabupaten Lombok Timur (Rp417,3 miliar), Kabupaten Lombok Tengah (Rp174,4 miliar) dan Kota Mataram (Rp242,1 miliar). Dampak kerusakan dan kerugian ekonomi di Bali akibat gempa itu masih dihitung.
"Kerusakan dan kerugian sangat besar. Apalagi bila data sudah terkumpul semua, maka jumlahnya akan lebih besar. Perlu triliunan rupiah untuk melakukan perbaikan kembali dalam rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan akan diperlukan waktu untuk pemulihan kembali kehidupan masyarakat dan pembangunan ekonomi di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Korban jiwa akibat gempa Lombok tambah menjadi 436
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: