Seniman Gorontalo unjuk karya di Galeri Nasional
12 Agustus 2018 23:44 WIB
Ilustrasi - Hamparan lampu botol yang dinyalakan dalam perayaan tradisi Tumbilotohe di Taman Menara Pakaya, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (11/6/2018). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Gorontalo (ANTARA News) - Sebanyak 18 seniman dari kelompok Perupa Gorontalo akan unjuk karya di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 14-27 Agustus 2018.
Karya yang dikuratori oleh Sujud Dartanto dan Wayan Seriyoga Parta itu akan disajikan dalam media dan langgam yang beragam.
Pameran tersebut bertajuk Tupalo yang dalam bahasa Gorontalo berarti sumber mata air, dimaknai sebagai sumber kelahiran kebudayaan dan peradaban Gorontalo.
Melalui seni, Kelompok Perupa Gorontalo yang berdiri sejak 2013 itu ingin memperkenalkan budaya Gorontalo kepada masyarakat luas.
"Dalam konteks seni rupa, Tupalo adalah sumber energi kreatif seni khususnya seni rupa, sekaligus menandakan pusaran yang melahirkan kelompok Perupa Gorontalo," ujar kurator Galeri Nasional dan pengajar seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarto, Sujud Dartanto, Minggu.
Pemilihan 18 perupa untuk pamer karya di Galeri Nasional menurut Sujud tidak mudah, karena harus mengikuti penjaringan terbuka dengan cara mengirimkan karyanya untuk mengikuti seleksi kuratoral.
Hal itu dimaksudkan untuk menggali potensi seni perupa Gorontalo yang belum banyak terdeteksi.
"Berdasarkan dari pengajuan aplikasi karya yang telah masuk, maka terpilihlah 18 perupa dengan karyanya menggunakan berbagai media," kata Wayan Seriyoga Parta, yang juga sebagai pengajar di jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Desain, Universitas Negeri Gorontalo.
Ke-18 seniman yang terpilih adala Riden Baruadi, Iwan Yusuf, Syam Terrajana, Suleman Dangkua, Rizal Misilu, Mohamad Hidayat Dangkua serta Pin Idris.
Ada juga nama perupa lainnya seperti Anang Suryana Musa, Mohamad Azis Alkatiri, Farlan Adrian, Akbar Abdulah, Jemy Malewa, Riyo Koni, Mursidah Waty dan Hasmah, Mohamad Rivai Katili, Iwan Sahel, Tri Nur Istiyani, Kelapa Batu dan Hartdisk (Video Documentary Project).
Pameran Tupalo terlaksana berkat dukungan dari pihak Galnas yang telah mendapat persetujuan oleh dewan kurator.
Kegiatan ini juga didukung sepenuhnya oleh pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga (Dikbudpora).
Karya yang dikuratori oleh Sujud Dartanto dan Wayan Seriyoga Parta itu akan disajikan dalam media dan langgam yang beragam.
Pameran tersebut bertajuk Tupalo yang dalam bahasa Gorontalo berarti sumber mata air, dimaknai sebagai sumber kelahiran kebudayaan dan peradaban Gorontalo.
Melalui seni, Kelompok Perupa Gorontalo yang berdiri sejak 2013 itu ingin memperkenalkan budaya Gorontalo kepada masyarakat luas.
"Dalam konteks seni rupa, Tupalo adalah sumber energi kreatif seni khususnya seni rupa, sekaligus menandakan pusaran yang melahirkan kelompok Perupa Gorontalo," ujar kurator Galeri Nasional dan pengajar seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarto, Sujud Dartanto, Minggu.
Pemilihan 18 perupa untuk pamer karya di Galeri Nasional menurut Sujud tidak mudah, karena harus mengikuti penjaringan terbuka dengan cara mengirimkan karyanya untuk mengikuti seleksi kuratoral.
Hal itu dimaksudkan untuk menggali potensi seni perupa Gorontalo yang belum banyak terdeteksi.
"Berdasarkan dari pengajuan aplikasi karya yang telah masuk, maka terpilihlah 18 perupa dengan karyanya menggunakan berbagai media," kata Wayan Seriyoga Parta, yang juga sebagai pengajar di jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Desain, Universitas Negeri Gorontalo.
Ke-18 seniman yang terpilih adala Riden Baruadi, Iwan Yusuf, Syam Terrajana, Suleman Dangkua, Rizal Misilu, Mohamad Hidayat Dangkua serta Pin Idris.
Ada juga nama perupa lainnya seperti Anang Suryana Musa, Mohamad Azis Alkatiri, Farlan Adrian, Akbar Abdulah, Jemy Malewa, Riyo Koni, Mursidah Waty dan Hasmah, Mohamad Rivai Katili, Iwan Sahel, Tri Nur Istiyani, Kelapa Batu dan Hartdisk (Video Documentary Project).
Pameran Tupalo terlaksana berkat dukungan dari pihak Galnas yang telah mendapat persetujuan oleh dewan kurator.
Kegiatan ini juga didukung sepenuhnya oleh pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga (Dikbudpora).
Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018
Tags: