BUMN Hadir
Siswa Mengenal Nusantara pelajari tradisi Kulawi
11 Agustus 2018 21:51 WIB
Arsip Foto. Seorang ibu mengangkat baki makanan dari rumah adat Lobo yang baru diresmikan pemugarannya di Desa Toro, Kulawi Selatan, Sigi, Jumat (3/5). Lobo adalah salah satu rumah adat berarsitektur khas yang dipugar Yayasan Rumah Asuh, sebuah gerakan untuk menyelamatkan dan melestarikan pusaka kearifan lokal arsitektur Nusantara. (FOTO ANTARA/Basri Marzuki)
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Para peserta program Siswa Mengenal Nusantara asal Provinsi Bangka Belitung mempelajari tradisi dan kearifan lokal warga Kulawi di Kabupaten Sigi, Sabtu.
Setelah tiba di Bandara Mutiara Sis Aldjufri, mereka menuju Desa Mataue di Kecamatan Kulawi, yang masih memegang erat tradisi dan adat istiadatnya.
Para peserta diterima secara adat oleh Ketua Dewan Adat Desa Mataue dan disambut Tari Rego, tari penyambutan tamu dan upacara adat Pantodui, upacara khusus bagi orang yang baru menginjakkan kaki di wilayah itu.
"Inilah salah satu budaya yang masih terjaga hingga saat ini. Masih banyak lagi tradisi yang kami miliki," Kepala Desa Mataue Fiser Rimala.
Heni Pusbintari, penanggung jawab Program Siswa Mengenal Nusantara untuk Provinsi Sulawesi Tengah dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, mengatakan kunjungan ke Mataue dilakukan agar para peserta bisa bersilaturahmi dengan warga dan mempelajari budaya mereka.
"Kami harap pemerintah Desa Mataue bisa menerima dan memfasilitasi peserta SMN yang tidak lain untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan nusantara bari mereka," ujarnya.
Warga Desa Mataue, ia menuturkan, sangat terbuka menerima kedatangan rombongan peserta yang nantinya akan tinggal dan berbaur dengan warga setempat.
"Kami ingin lewat kegiatan ini daerah kami bisa dikenal secara nasional, dan selain adat istiadat kami juga menjaga kerukunan antarumat beragama," tutur Fiser.
Baca juga: Rini: program SMN perkuat wawasan kebangsaan siswa
Setelah tiba di Bandara Mutiara Sis Aldjufri, mereka menuju Desa Mataue di Kecamatan Kulawi, yang masih memegang erat tradisi dan adat istiadatnya.
Para peserta diterima secara adat oleh Ketua Dewan Adat Desa Mataue dan disambut Tari Rego, tari penyambutan tamu dan upacara adat Pantodui, upacara khusus bagi orang yang baru menginjakkan kaki di wilayah itu.
"Inilah salah satu budaya yang masih terjaga hingga saat ini. Masih banyak lagi tradisi yang kami miliki," Kepala Desa Mataue Fiser Rimala.
Heni Pusbintari, penanggung jawab Program Siswa Mengenal Nusantara untuk Provinsi Sulawesi Tengah dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, mengatakan kunjungan ke Mataue dilakukan agar para peserta bisa bersilaturahmi dengan warga dan mempelajari budaya mereka.
"Kami harap pemerintah Desa Mataue bisa menerima dan memfasilitasi peserta SMN yang tidak lain untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan nusantara bari mereka," ujarnya.
Warga Desa Mataue, ia menuturkan, sangat terbuka menerima kedatangan rombongan peserta yang nantinya akan tinggal dan berbaur dengan warga setempat.
"Kami ingin lewat kegiatan ini daerah kami bisa dikenal secara nasional, dan selain adat istiadat kami juga menjaga kerukunan antarumat beragama," tutur Fiser.
Baca juga: Rini: program SMN perkuat wawasan kebangsaan siswa
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: