BUMN Hadir
Peserta SMN pelajari fungsi senjata api di kavaleri panser Wori
10 Agustus 2018 19:15 WIB
Peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 asal Nusa Tenggara Timur (NTT) melihat sejumlah foto di Museum PLTA Tonsea, Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (8/8/2018). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tonsea Lama berkapasitas 40 MW tersebut, merupakan PLTA pertama dan tertua di Indonesia yang dibangun pada 1912 dan masih beroperasi hingga saat ini. (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)
Manado, (ANTARA News) - Para peserta program Siswa Mengenal Nusantara dari NTT, Jumat, dikenalkan dan belajar tentang senjata api dan fungsinya, di Kompi Kavaleri Panser (Kikavser) 10/Manguni Setia Cakti, Wori.
"Para peserta kami kenalkan dengan senjata api yang dimiliki dan digunakan untuk keperluan bela negara," kata Bintara urusan intelejen Kikavser 10/MSC, Sertu Marjun, di Wori, Minahasa, Jumat.
Marjun menjelaskan beberapa jenis yakni SS1 V1, SS2 V1 dan pistol P1 buatan Pindad Bandung, yang selalu digunakan ketika prajurit latihan di sejumlah lokasi di Sulawesi Utara.
Dia menjelaskan, senjata api yang dikenalkan tersebut adalah jenis senjata mesin regu, untuk digunakan menetralisir serangan infantri musuh, kemudian satunya berfungsi untuk menangkis serangan udara.
"Keduanya adalah buatan Pindad sedangkan pistol FN Mag 58 merupakan buatan Belgia yang digunakan oleh komandan dan sopir yang kendaraan," katanya.
Selain menjelaskan tentang seluruh senjata tersebut, Marjun dan Zakir juga memperagakan tentang membongkar dan memasang senjata-senjata tersebut.
Marjun pun menyampaikan harapannya, kiranya para peserta itu akan tertarik dan mau menjadi anggota TNI sehingga bisa ikut membela negara dan membawa misi perdamaian untuk dunia.
"Terutama tentu bisa ikut mempertahankan NKRI sebagai harga mati yang harus ada dalam dada dan jiwa setiap putra putri bangsa," katanya.
Salah satu peserta yakni Maria Putri, mengatakan senang melihat bagaimana peragaan membongkar dan memasang kembali senjata api, karena baru pertama kali melihat sehingga ingin sekali belajar.
Selain melihat pembongkaran dan pemasangan senjata api tersebut, para siswa bisa memegang dan mengangkatnya, untuk merasakan berapa berat bobot senjata api itu.Baca juga: Siswa Mengenal Nusantara jelajahi NTT
"Para peserta kami kenalkan dengan senjata api yang dimiliki dan digunakan untuk keperluan bela negara," kata Bintara urusan intelejen Kikavser 10/MSC, Sertu Marjun, di Wori, Minahasa, Jumat.
Marjun menjelaskan beberapa jenis yakni SS1 V1, SS2 V1 dan pistol P1 buatan Pindad Bandung, yang selalu digunakan ketika prajurit latihan di sejumlah lokasi di Sulawesi Utara.
Dia menjelaskan, senjata api yang dikenalkan tersebut adalah jenis senjata mesin regu, untuk digunakan menetralisir serangan infantri musuh, kemudian satunya berfungsi untuk menangkis serangan udara.
"Keduanya adalah buatan Pindad sedangkan pistol FN Mag 58 merupakan buatan Belgia yang digunakan oleh komandan dan sopir yang kendaraan," katanya.
Selain menjelaskan tentang seluruh senjata tersebut, Marjun dan Zakir juga memperagakan tentang membongkar dan memasang senjata-senjata tersebut.
Marjun pun menyampaikan harapannya, kiranya para peserta itu akan tertarik dan mau menjadi anggota TNI sehingga bisa ikut membela negara dan membawa misi perdamaian untuk dunia.
"Terutama tentu bisa ikut mempertahankan NKRI sebagai harga mati yang harus ada dalam dada dan jiwa setiap putra putri bangsa," katanya.
Salah satu peserta yakni Maria Putri, mengatakan senang melihat bagaimana peragaan membongkar dan memasang kembali senjata api, karena baru pertama kali melihat sehingga ingin sekali belajar.
Selain melihat pembongkaran dan pemasangan senjata api tersebut, para siswa bisa memegang dan mengangkatnya, untuk merasakan berapa berat bobot senjata api itu.Baca juga: Siswa Mengenal Nusantara jelajahi NTT
Pewarta: Joyce Hestyawatie B
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: