TGB Zainul Majdi sebut yang mempolitisasi gempa cacat iman
10 Agustus 2018 18:51 WIB
Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi, memohon doa terkait anak perempuannya yang menjadi salah satu korban luka setelah tertimpa reruntuhan bangunan posko akibat gempa Lombok pada Kamis (9/8). (ANTARA News/Hanni Sofia)
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Zainul Majdi, menyebut pihak-pihak yang melakukan politisasi terhadap bencana alam gempa Bumi di Pulau Lombok sebagai pihak yang cacat iman.
"Enggak usahlah, gempa itu (isu) kemanusiaan, enggak usah dipolitisasi," kata Majdi, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Ia hadir di Istana Kepresidenan untuk mengikuti rapat terbatas yang langsung dipimpin Presiden Jokowi terkait penanganan dampak bencana gempa di NTB.
Menurut dia, mereka yang tega mengaitkan isu gempa dengan pilihan politik dia menunjukkan tingkat kecacatan keimanan.
"Ya Allah, enggaklah. Itu menurut saya cara pandang itu menunjukkan catat dalam keimanan," katanya. Ia menambahkan, semua takdir baik ataupun buruk sudah menjadi ketetapan Allah.
"Karena semua takdir baik atau buruk itu ketetapan Allah. Jadi repot juga kalau mengukur bahwa suatu musibah itu tanda Allah marah," katanya.
Pada saat Rasulullah SAW berdakwah, kata Majdi, mencontohkan, kemudian Rasulullah SAW mendapatkan perlakuan buruk dari mulai dilempari batu lalu luka-luka, diusir, bahkan mau dibunuh, menjadi cermin bahwa segala sesuatu yang baik tidak selamanya mudah untuk diperjuangkan.
"Bukan berarti dakwahnya tidak baik, kan begitu. Artinya semua fenomena alam itu ada penjelasan ilmiahnya dan penjelasan keimanannya itu adalah takdir dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, ya untuk menjadi pelajaran bagi kita semua, untuk memperbanyak syukur, memperbanyak sabar, dan semakin mendekat pada Allah," katanya.
Dalam beberapa waktu terakhir sempat beredar informasi yang menyebutkan gempa Lombok terjadi sebagai semacam azab dari Tuhan kepada masyarakat NTB karena pemimpinnya mengalihkan dukungan kepada Jokowi.
"Enggak usahlah, gempa itu (isu) kemanusiaan, enggak usah dipolitisasi," kata Majdi, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Ia hadir di Istana Kepresidenan untuk mengikuti rapat terbatas yang langsung dipimpin Presiden Jokowi terkait penanganan dampak bencana gempa di NTB.
Menurut dia, mereka yang tega mengaitkan isu gempa dengan pilihan politik dia menunjukkan tingkat kecacatan keimanan.
"Ya Allah, enggaklah. Itu menurut saya cara pandang itu menunjukkan catat dalam keimanan," katanya. Ia menambahkan, semua takdir baik ataupun buruk sudah menjadi ketetapan Allah.
"Karena semua takdir baik atau buruk itu ketetapan Allah. Jadi repot juga kalau mengukur bahwa suatu musibah itu tanda Allah marah," katanya.
Pada saat Rasulullah SAW berdakwah, kata Majdi, mencontohkan, kemudian Rasulullah SAW mendapatkan perlakuan buruk dari mulai dilempari batu lalu luka-luka, diusir, bahkan mau dibunuh, menjadi cermin bahwa segala sesuatu yang baik tidak selamanya mudah untuk diperjuangkan.
"Bukan berarti dakwahnya tidak baik, kan begitu. Artinya semua fenomena alam itu ada penjelasan ilmiahnya dan penjelasan keimanannya itu adalah takdir dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, ya untuk menjadi pelajaran bagi kita semua, untuk memperbanyak syukur, memperbanyak sabar, dan semakin mendekat pada Allah," katanya.
Dalam beberapa waktu terakhir sempat beredar informasi yang menyebutkan gempa Lombok terjadi sebagai semacam azab dari Tuhan kepada masyarakat NTB karena pemimpinnya mengalihkan dukungan kepada Jokowi.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: