Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Politik Madjid Politika Yandi Hermawandi mengatakan pemilihan presiden 2019 dapat menjadi `etalase` kesesuaian Islam dengan demokrasi.
"Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan berpenduduk muslim terbesar, Indonesia harus menunjukkan pada dunia bahwa Islam kompatibel (cocok) dengan demokrasi," katanya di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan, kekhasan spektrum umat Islam di Indonesia ketika berhadapan dengan demokrasi massa seperti muslim tradisionalis, muslim modernis, muslim perkotaan dan pedesaan, menjadi khasanah unik hubungan Islam dengan demokrasi di dunia.
Kesesuaian antara Islam dan demokrasi di Indonesia bukanlah pemberian, namun merupakan sebuah upaya bersama bangsa Indonesia.
"Ini tidak given, melainkan harus dijaga oleh seluruh rakyat bangsa Indonesia," katanya.
Sementara itu, dua pasangan calon presiden dan wakil presiden telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (10/8).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama calon wakil presidennya, KH Ma`ruf Amin mendaftarkan ke KPU pada Jumat pagi. Sedangkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada siang harinya.
KPU telah menyatakan dokumen keduanya lengkap, dan kedua pasangan tersebut segera mengikuti tes kesehatan.
Pengamat: Pilpres 2019 menjadi etalase Islam dan demokrasi
10 Agustus 2018 18:27 WIB
ILUSTRASI (FOTO ANTARA/ist)
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: