Suasana jalan Mataram lengang pascagempa 6,2 SR
9 Agustus 2018 18:11 WIB
Sejumlah WNA merawat seorang warga yang sakit di Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB, Kamis (9/8/2018). Sejumlah warga dan WNA memilih tetap bertahan di pulau itu dan ikut membantu penanganan pascagempa meskipun ribuan warga telah dievakuasi dari pulau itu setelah gempa yang terjadi pada 5 Agustus lalu. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww/18.
Mataram, (ANTARA News) - Suasana jalan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), lengang pasca gempa susulan berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) yang terjadi pada Kamis siang.
Dari pantauan Antara, suasana lengang terasa dari Bandara Internasional Praya, Lombok sampai ke ibu kota Provinsi Mataram. Diantaranya di Jalan Swita dan Jalan Cakranegara serta kawasan kuliner di Jalan Maktal.
Toko-toko makanan di sepanjang Jalan Maktal tutup, mirip kota mati. Hanya sesekali kendaraan yang melintas ruas jalan tersebut. "Toko langsung tutup setelah gempa susulan 6,2 SR," kata warga di Jalan Maktal, Ketut.
Para pemilik toko dan karyawan rata-rata masih trauma akan terjadinya gempa lebih besar lagi. "Hingga memilih menutup toko lebih awal dari biasanya," katanya.
Bahkan hotel-hotel menutup usahanya, jika hotel itu lantai dua. Maka yang dibuka hanya lantai satu saja. "Lantai dua boleh saja, asal tamu berani," kata Hendra, petugas keamanan salah satu hotel.
Sementara itu, banyak warga yang mendirikan tenda-tenda darurat di depan rumahnya karena takut akan terjadi gempa pada malam harinya.
Gempa bumi susulan berkekuatan 6,2 pada Skala Richter kembali mengguncang Pulau Lombok, NTB, Kamis (9/8) pukul 13.25 Wita.
Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi susulan tersebut terjadi pada koordinat 8.36 lintang selatan, 116.22 bujur timur.
Tepatnya 6 kilometer barat laut Kabupaten Lombok Utara - NTB, dengan kedalaman 12 kilometer.
Gempa susulan tersebut membuat suasana panik di Rumah Sakit Lapangan Tanjung, sekaligus Posko Induk Bencana Gempa Kabupaten Lombok Utara.
Tembok Koramil Tanjung yang dijadikan dapur umum roboh sepanjang tiga meter.*
Baca juga: Kostrad lakukan operasi persalinan korban gempa
Baca juga: Manfaatkan alat berat Mandalika untuk Lombok
Baca juga: KTT: Relawan akan diberikan pelatihan "trauma healing"
Dari pantauan Antara, suasana lengang terasa dari Bandara Internasional Praya, Lombok sampai ke ibu kota Provinsi Mataram. Diantaranya di Jalan Swita dan Jalan Cakranegara serta kawasan kuliner di Jalan Maktal.
Toko-toko makanan di sepanjang Jalan Maktal tutup, mirip kota mati. Hanya sesekali kendaraan yang melintas ruas jalan tersebut. "Toko langsung tutup setelah gempa susulan 6,2 SR," kata warga di Jalan Maktal, Ketut.
Para pemilik toko dan karyawan rata-rata masih trauma akan terjadinya gempa lebih besar lagi. "Hingga memilih menutup toko lebih awal dari biasanya," katanya.
Bahkan hotel-hotel menutup usahanya, jika hotel itu lantai dua. Maka yang dibuka hanya lantai satu saja. "Lantai dua boleh saja, asal tamu berani," kata Hendra, petugas keamanan salah satu hotel.
Sementara itu, banyak warga yang mendirikan tenda-tenda darurat di depan rumahnya karena takut akan terjadi gempa pada malam harinya.
Gempa bumi susulan berkekuatan 6,2 pada Skala Richter kembali mengguncang Pulau Lombok, NTB, Kamis (9/8) pukul 13.25 Wita.
Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi susulan tersebut terjadi pada koordinat 8.36 lintang selatan, 116.22 bujur timur.
Tepatnya 6 kilometer barat laut Kabupaten Lombok Utara - NTB, dengan kedalaman 12 kilometer.
Gempa susulan tersebut membuat suasana panik di Rumah Sakit Lapangan Tanjung, sekaligus Posko Induk Bencana Gempa Kabupaten Lombok Utara.
Tembok Koramil Tanjung yang dijadikan dapur umum roboh sepanjang tiga meter.*
Baca juga: Kostrad lakukan operasi persalinan korban gempa
Baca juga: Manfaatkan alat berat Mandalika untuk Lombok
Baca juga: KTT: Relawan akan diberikan pelatihan "trauma healing"
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: