PT MBKI bangun pabrik rokok pertama Tanjungpinang
9 Agustus 2018 15:28 WIB
Industri Kretek Rumahan Pekerja menyelesaikan pembuatan rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) di Industri Kretek Rumahan "Kembang Arum", Kaliwungu, Kudus, Jateng, Saat ini pengusaha rokok kretek rumahan mengaku terancam gulung tikar menyusul naiknya harga pita cukai yang dari tahun ke tahun. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Tanjungpinang (ANTARA News) - Pengusaha rokok, Arifin, yang juga Komisaris Utama PT Megatama Batu Karang Indonesia membangun pabrik rokok pertama di Kota Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.
Pembangunan pabrik rokok ditandai peletakan batu pertama oleh Gubernur Kepri Nurdin Basirun di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone) di Dompak, Tanjungpinang, Kamis.
Direktur Utama PT Megatama Batu Karang Indonesia, Sunadi mengatakan, investasi untuk pembangunan pabrik rokok ini senilai Rp250 miliar untuk tahap awal.
"Investasi akan ditingkatkan pada tahun kedua. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 250 orang dan akan bertambah lagi jika perusahaan ini berkembang," kata Sunadi.
Tenaga kerja yang direkrut diutamakan berasal dari warga setempat.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu pembangunan pabrik rokok ini," ucapnya.
Sunadi mengemukakan lahan yang digunakan untuk membangun pabrik rokok ini seluas 16 hektare. Lahan tersebut dibeli dari masyarakat.
"Target perusahaan, sebagian besar rokok yang diproduksi perusahaan ini akan diekspor ke Malaysia," katanya.
Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan Wilayah Tanjungpinang, Den Yealta mengatakan rencana pembangunan pabrik rokok di kawasan ekonomi bebas ini sudah direncanakan sekitar 2 tahun lalu.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, masyarakat dan media massa yang mendukung investasi di Tanjungpinang," katanya.
Den Yealta mengemukakan rokok yang diproduksi perusahaan itu lebih banyak dijual ke Malaysia, karena itu dibutuhkan pelabuhan ekspor dan jalan.
"Kami berharap dukungan dari pemerintah sehingga investasi dapat berkembang pesat di kawasan bebas," katanya.
Ia optimistis investasi rokok ini sebagai "pemikat" bagi investor lainnya untuk berinvestasi di Dompak. Tahun ini, kata dia salah satu pengusaha garam akan membangun perusahaan garam di Dompak. Pihak perusahaan telah melakukan penelitian terhadap kualitas garam di sekitar Dompak.
"Juga ada perusahaan yang menyediakan suku cadang pesawat apung yang berencana berinvestasi di kawasan bebas di Tanjungpinang," tegasnya.
Gubernur Kepri Nurdin Basirun minta perusahaan rokok membantu warga sekitar. Pihak perusahaan sebaiknya merekrut warga Tanjungpinang sebagai tenaga kerja.
"Kami bersedia melatih mereka. Kalau ada permasalahan lain pun kami bersedia membantu," katanya.
Baca juga: Tarif masuk Pelabuhan Tanjungpinang dipastikan naik
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: