Fahri minta gempa Lombok jadi bencana nasional
9 Agustus 2018 15:26 WIB
Personil TNI AU melakukan bongkar muat bantuan untuk korban gempa bumi usai mendarat di Lanud Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) di Rembiga, Mataram, NTB, Kamis (9/8/2018). TNI AU mengirimkan bantuan berupa makanan, obat-obatan, genset, tenda, terpal, penjernih air, popok bayi, air mineral hingga tandu untuk korban gempa bumi Lombok yang berada di pengungsian sekitar 100 ton sampai 150 ton per hari dengan 10 sampai 12 sortie penerbangan. (ANTARA /Ahmad Subaidi)
Jakarta, (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyatakan bahwa pemerintah seharusnya menjadikan gempa Lombok sebagai bencana nasional karena begitu masifnya dampak kerusakan yang ditimbulkan dari bencana alam tersebut.
"Saya mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan status bencana di sini sebagai bencana nasional," kata Fahri Hamzah dalam keterangan tertulis, Kamis.
Fahri menyebutkan hal tersebut ketika mengunjungi lokasi gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 8 Agustus 2018.
Menurut dia, gempa tersebut perlu dijadikan statusnya sebagai bencana nasional karena telah terjadi aktivitas gempa hingga sekitar 800-an getaran,, dengan dua kali puncak gempa yang mematikan, yaitu gempa berkekuatan 6,4 SR pada 29 Juli, dan gempa 7 SR pada 5 Agustus.
Pada gempa yang terjadi pada 29 Juli, Fahri mengingatkan bahwa peristiwa nahas tersebut telah merobohkan beberapa infrastruktur dan rumah warga, serta ratusan warga luka-luka dan ribuan bertahan di tenda-tenda pengungsian.
Sedangkan pada gempa pada 5 Agustus, dampaknya jauh lebih besar baik dalam jumlah korban berjatuhan hingga infrastruktur fisik yang mengalami kerusakan atau bahkan runtuh.
"Ini di Lombok Utara seperti daerah mati. Di sanalah episentrum gempa kali ini. Lombok Timur, Lombok Barat, Mataram dan Lombok Tengah juga terkena. Sepanjang jalan raya rumah-rumah hancur berantakan," kata Fahri.
Fahri menyatakan bahwa dia berssama sejumlah rekannya berencana melakukan gerakan Koin untuk Lombok sekaligus dalam rangka menyadarkan kepada berbagai pihak bahwa yang terjadi di Lombok, NTB ini adalah bencana nasional.
Sebagaimana diwartakan, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menyatakan bahwa duka akibat gempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, adalah merupakan duka bagi masyarakat Indonesia.
"Duka rakyat NTB sudah menjadi duka kita, masyarakat Indonesia. Luka mereka, telah menjadi luka kita juga," kata Sohibul Iman di Jakarta, Selasa (7/8).
Untuk itu, PKS mengajak seluruh kader dan sukarelawan untuk bergandeng tangan dengan aparat, organisasi masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat guna membantu para korban.
Bagi mereka yang bisa memberikan dana, kata dia, dapat memberikan infak terbaiknya.
Sementara itu, bagi mereka yang bisa membantu dengan tenaga, dapat menjadi sukarelawan yang turun langsung ke daerah bencana.
Sebelumnya, gempa 7 skala Richter yang mengguncang Lombok, Sumbawa, dan Bali, Senin (5/8) pukul 18.46 WIB, telah menyebabkan berbagai wilayah mengalami kerusakan.*
Baca juga: PUPR terus mobilisasi bantuan sanitasi-air bersih
Baca juga: 76 Paskhas TNI-AU diberangkatkan ke Lombok
Baca juga: Bangunan tua di Ampenan roboh pascagempa susulan
"Saya mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan status bencana di sini sebagai bencana nasional," kata Fahri Hamzah dalam keterangan tertulis, Kamis.
Fahri menyebutkan hal tersebut ketika mengunjungi lokasi gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 8 Agustus 2018.
Menurut dia, gempa tersebut perlu dijadikan statusnya sebagai bencana nasional karena telah terjadi aktivitas gempa hingga sekitar 800-an getaran,, dengan dua kali puncak gempa yang mematikan, yaitu gempa berkekuatan 6,4 SR pada 29 Juli, dan gempa 7 SR pada 5 Agustus.
Pada gempa yang terjadi pada 29 Juli, Fahri mengingatkan bahwa peristiwa nahas tersebut telah merobohkan beberapa infrastruktur dan rumah warga, serta ratusan warga luka-luka dan ribuan bertahan di tenda-tenda pengungsian.
Sedangkan pada gempa pada 5 Agustus, dampaknya jauh lebih besar baik dalam jumlah korban berjatuhan hingga infrastruktur fisik yang mengalami kerusakan atau bahkan runtuh.
"Ini di Lombok Utara seperti daerah mati. Di sanalah episentrum gempa kali ini. Lombok Timur, Lombok Barat, Mataram dan Lombok Tengah juga terkena. Sepanjang jalan raya rumah-rumah hancur berantakan," kata Fahri.
Fahri menyatakan bahwa dia berssama sejumlah rekannya berencana melakukan gerakan Koin untuk Lombok sekaligus dalam rangka menyadarkan kepada berbagai pihak bahwa yang terjadi di Lombok, NTB ini adalah bencana nasional.
Sebagaimana diwartakan, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menyatakan bahwa duka akibat gempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, adalah merupakan duka bagi masyarakat Indonesia.
"Duka rakyat NTB sudah menjadi duka kita, masyarakat Indonesia. Luka mereka, telah menjadi luka kita juga," kata Sohibul Iman di Jakarta, Selasa (7/8).
Untuk itu, PKS mengajak seluruh kader dan sukarelawan untuk bergandeng tangan dengan aparat, organisasi masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat guna membantu para korban.
Bagi mereka yang bisa memberikan dana, kata dia, dapat memberikan infak terbaiknya.
Sementara itu, bagi mereka yang bisa membantu dengan tenaga, dapat menjadi sukarelawan yang turun langsung ke daerah bencana.
Sebelumnya, gempa 7 skala Richter yang mengguncang Lombok, Sumbawa, dan Bali, Senin (5/8) pukul 18.46 WIB, telah menyebabkan berbagai wilayah mengalami kerusakan.*
Baca juga: PUPR terus mobilisasi bantuan sanitasi-air bersih
Baca juga: 76 Paskhas TNI-AU diberangkatkan ke Lombok
Baca juga: Bangunan tua di Ampenan roboh pascagempa susulan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: