Buku Jadi Sarana Sosialisasi Empat Pilar
9 Agustus 2018 12:23 WIB
Jakarta, 9/8 (Antara) - Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono memberikan sambutan pada acara 'Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat' yang berlangsung di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, kamis (9/8). Ma'ruf menegaskan buku bisa menjadi sarana sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara. foto humas mpr
Jakarta, 9/8 (Antara) - Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono menegaskan buku bisa menjadi sarana sosialisasi nilai-nilai empat pilar berbangsa dan bernegara.
"Dengan buku ini kita ambil makna yang terkait dengan nilai-nilai kebangsaan", kata Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono saat berikan sambutan pada acara 'Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat' yang berlangsung di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (9/8).
Lebih lanjut Ma'ruf menyebut ruang Presentasi Perpustakaan MPR merupakan tempat bertukar pikiran yang baik. Apa yang dikatakan oleh Ma'ruf Cahyono tersebut terkait dengan tema yang dibahas dalam acara itu. Kali ini tema yang dibahas mengenai 'Meningkatkan Wibawa Indonesia di Asean Melalui Soft Diplomasi Indonesia dan Penyelenggaraan Asian Games 2018'.
Bagi Ma'ruf Cahyono, tema yang diambil dari pengembangan buku karya Beginda Pakpakhan yang berjudul 'Indonesia, Asean, dan Ketidakpastian Hubungan Internasional' itu memberi stimulus bagi kita dalam menginternalisasikan tak hanya nilai-nilai kehidupan bangsa namun juga hal yang sifatnya aplikatif.
Ma'ruf Cahyono sepakat bila bangsa ini mempunyai produk unggulan dalam bidang olahraga maka hal yang demikian bisa menjadi sarana kebanggaan dan keunggulan bangsa ini. Tak hanya itu untuk menunjukan bangsa Indonesia adalah bangsa yang unggul dan peduli pada olahraga.
Ma'ruf menceritakan pada 5 Agustus 2018, bangsa Indonesia telah memecahkan record dunia dalam senam massal poco-poco. Senam yang diikuti oleh 65.000 peserta itu disebut menjadi kebanggaan sebab selain bisa memadukan gerak senam secara bersama juga melibatkan peserta dari berbagai instansi dan institusi.
"Olahraga massal seperti ini juga bisa memperkenalkan Indonesia pada dunia", tuturnya.
Terlepas dari itu, Ma'ruf Cahyono menyebut acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat yang digelar rutin itu merupakan salah satu bentuk Sosialisasi Empat Pilar.
"Dengan bedah aneka buku seperti novel dan sastra lainnya, kita melakukan sosialisasi dengan menyasar semua element masyarakat", katanya.
Beginda Pakpahan, sebagai penulis buku, menyebut dirinya menulis buku itu karena ada situasi dunia yang tidak menentu seperti Brexit dan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
"Hal demikian menimbulkan ketidakpastian dunia", ungkapnya.
Sedang dalam masalah Asian Games, dirinya menyebut kesuksesan acara merupakan kepentingan nasional. Untuk itu perlunya sosialisasi dari seluruh pihak bahwa Indonesia aman. Ini perlu dilakukan terkait beberapa waktu yang lalu terjadi aksi terorisme. Untuk itu dirinya mengharap agar TNI, Polri, dan mayarakat menciptakan stabilitas keamanan dan politik.
"Bila Asian Games sukses maka hal ini akan menciptakan wibawa bangsa", katanya.
Hadir sebagai penanggap buku karya Beginda adalah anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian, anggota Lemkaji Syamsul Bahry, Ketua Asean Study UI Edy Prasetyono, penulis buku Beginda Pakpahan, dan pengamat luar negeri Trias Kuncahyono.
"Dengan buku ini kita ambil makna yang terkait dengan nilai-nilai kebangsaan", kata Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono saat berikan sambutan pada acara 'Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat' yang berlangsung di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (9/8).
Lebih lanjut Ma'ruf menyebut ruang Presentasi Perpustakaan MPR merupakan tempat bertukar pikiran yang baik. Apa yang dikatakan oleh Ma'ruf Cahyono tersebut terkait dengan tema yang dibahas dalam acara itu. Kali ini tema yang dibahas mengenai 'Meningkatkan Wibawa Indonesia di Asean Melalui Soft Diplomasi Indonesia dan Penyelenggaraan Asian Games 2018'.
Bagi Ma'ruf Cahyono, tema yang diambil dari pengembangan buku karya Beginda Pakpakhan yang berjudul 'Indonesia, Asean, dan Ketidakpastian Hubungan Internasional' itu memberi stimulus bagi kita dalam menginternalisasikan tak hanya nilai-nilai kehidupan bangsa namun juga hal yang sifatnya aplikatif.
Ma'ruf Cahyono sepakat bila bangsa ini mempunyai produk unggulan dalam bidang olahraga maka hal yang demikian bisa menjadi sarana kebanggaan dan keunggulan bangsa ini. Tak hanya itu untuk menunjukan bangsa Indonesia adalah bangsa yang unggul dan peduli pada olahraga.
Ma'ruf menceritakan pada 5 Agustus 2018, bangsa Indonesia telah memecahkan record dunia dalam senam massal poco-poco. Senam yang diikuti oleh 65.000 peserta itu disebut menjadi kebanggaan sebab selain bisa memadukan gerak senam secara bersama juga melibatkan peserta dari berbagai instansi dan institusi.
"Olahraga massal seperti ini juga bisa memperkenalkan Indonesia pada dunia", tuturnya.
Terlepas dari itu, Ma'ruf Cahyono menyebut acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat yang digelar rutin itu merupakan salah satu bentuk Sosialisasi Empat Pilar.
"Dengan bedah aneka buku seperti novel dan sastra lainnya, kita melakukan sosialisasi dengan menyasar semua element masyarakat", katanya.
Beginda Pakpahan, sebagai penulis buku, menyebut dirinya menulis buku itu karena ada situasi dunia yang tidak menentu seperti Brexit dan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
"Hal demikian menimbulkan ketidakpastian dunia", ungkapnya.
Sedang dalam masalah Asian Games, dirinya menyebut kesuksesan acara merupakan kepentingan nasional. Untuk itu perlunya sosialisasi dari seluruh pihak bahwa Indonesia aman. Ini perlu dilakukan terkait beberapa waktu yang lalu terjadi aksi terorisme. Untuk itu dirinya mengharap agar TNI, Polri, dan mayarakat menciptakan stabilitas keamanan dan politik.
"Bila Asian Games sukses maka hal ini akan menciptakan wibawa bangsa", katanya.
Hadir sebagai penanggap buku karya Beginda adalah anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian, anggota Lemkaji Syamsul Bahry, Ketua Asean Study UI Edy Prasetyono, penulis buku Beginda Pakpahan, dan pengamat luar negeri Trias Kuncahyono.
Pewarta: Jaka Sugianta
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018
Tags: