Lombok Utara (ANTARA News) - Setelah gempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Lombok Utara - yang merupakan wilayah terparah terdampak gempa - kembali beroperasi, dengan pembatasan pembelian BBM Rp20.000/hari/motor.

Berdasarkan pantauan Antaranews, Kamis, SPBU Pertamina 54.833.09 di Kayangan, Lombok Utara, telah melayani pembelian BBM seperti sedia kala. SPBU ini berlokasi cukup strategis dan sudah menggelontorkan 8.000 liter produk BBM jenis pertalite dan premium.

"Kami membuka SPBU hari ini karena kami yakin banyak masyarakat yang membutuhkan BBM. Ini sangat membantu mobilitas masyarakat yang terkena bencana," Paryadi, operator SPBU.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Region V Rifky Rakhman Yusuf, mengatakan untuk menjaga ketertiban lingkungan SPBU agar tetap tertib dan kondusif, dua petugas kepolisian turut mengamankan SPBU.

Selain itu, untuk menegakkan asas pemerataan dalam kondisi darurat, petugas memberikan kebijakan pengisian sebesar Rp20.000 per hari kepada setiap pengendara motor.

Menurut Rifky, seluruh terminal BBM dan depot yang ada di NTB, baik TBBM Ampenan, TBBM Badas, dan TBBM Bima wilayah Lombok, tetap beroperasi seperti biasa.

Semua fasilitas penting Pertamina baik fasilitas BBM maupun LPG dinyatakan aman, termasuk stok BBM dan LPG juga senantiasa dalam kondisi aman sesuai dengan standar ketahanan stok.

"Hingga saat ini, Satgas Bencana dan Posko Bantuan Pertamina masih aktif berada di lapangan untuk melayani kebutuhan energi masyarakat dan sekaligus membantu korban gempa di pengungsian," ujar Rifky.

Baca juga: Tabung gas, sapi, hingga motor jadi sasaran pencuri pascagempa Lombok
Baca juga: Warga keluhkan minimnya bantuan pascagempa