PDIP komunikasi dengan PBNU
8 Agustus 2018 23:27 WIB
Presiden Joko Widodo usai pelepasan Kontingen Indonesia ke Asian Games XVIII 2018 Jakarta dan Palembang di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (8/8/2018). Presiden menjelaskan tokoh yang akan ditunjuk sebagai cawapres berinisal depan "M". (Bayu Prasetyo)
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Hubungan kami secara institusi, secara kelembagaan, maupun juga secara personal sangat baik antara Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Kyai Ma`ruf Amin dan Kyai Said Aqil Siroj berjalan dengan baik," kata Hasto ditemui di depan kediaman Megawati Soekarnoputri, Jakarta, pada Rabu malam.
Sebelumnya, Ketua PBNU Robikin Emhas menyampaikan kekhawatirannya bahwa warga Nahdliyin merasa tidak bertanggung jawab moral untuk menyukseskan kepemerintahan jika cawapres bukan dari kader NU.
Hasto menilai hal itu merupakan dinamika politik yang wajar menjelang penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Menurut Hasto, hal yang dilakukan PDI Perjuangan adalah mendengarkan dan memperhatikan dinamika politik yang terjadi.
Terkait nama Mahfud MD yang dikatakan oleh Robikin bukanlah kader PBNU, Hasto menjelaskan partai akan mendengarkan aspirasi dan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak pendukung.
"Pada prinsipnya kami juga menghormati hak politik dari Presiden Jokowi bahwa siapa pun yang menjadi pendamping dari Pak Jokowi harus bisa bekerjasama dengan baik, kemudian juga memperkuat upaya-upaya untuk melakukan pemenangan itu, sesuai di dalam menjalankan kepemerintahan ke depan," kata Hasto.
Hasto menjelaskan Presiden Jokowi dalam mengambil keputusan mengenai pilihan tokoh calon wakil presiden telah mempertimbangkan masukan dari para ketua umum partai pendukung.
Presiden Jokowi sebelumnya mengatakan calon wakil presiden akan berinisial nama depan huruf "M".
Menurut sejumlah survei, beberapa tokoh yang berpotensi menjadi calon wakil presiden pasangan Jokowi antara lain Muhammad Jusuf Kalla, Mahfud MD, Moeldoko, Ma`ruf Amin dan Muhaimin Iskandar.
Baca juga: Sekjen PDIP pastikan koalisi tetap utuh
Baca juga: PBNU bantah ancam tinggalkan Jokowi
"Hubungan kami secara institusi, secara kelembagaan, maupun juga secara personal sangat baik antara Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Kyai Ma`ruf Amin dan Kyai Said Aqil Siroj berjalan dengan baik," kata Hasto ditemui di depan kediaman Megawati Soekarnoputri, Jakarta, pada Rabu malam.
Sebelumnya, Ketua PBNU Robikin Emhas menyampaikan kekhawatirannya bahwa warga Nahdliyin merasa tidak bertanggung jawab moral untuk menyukseskan kepemerintahan jika cawapres bukan dari kader NU.
Hasto menilai hal itu merupakan dinamika politik yang wajar menjelang penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Menurut Hasto, hal yang dilakukan PDI Perjuangan adalah mendengarkan dan memperhatikan dinamika politik yang terjadi.
Terkait nama Mahfud MD yang dikatakan oleh Robikin bukanlah kader PBNU, Hasto menjelaskan partai akan mendengarkan aspirasi dan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak pendukung.
"Pada prinsipnya kami juga menghormati hak politik dari Presiden Jokowi bahwa siapa pun yang menjadi pendamping dari Pak Jokowi harus bisa bekerjasama dengan baik, kemudian juga memperkuat upaya-upaya untuk melakukan pemenangan itu, sesuai di dalam menjalankan kepemerintahan ke depan," kata Hasto.
Hasto menjelaskan Presiden Jokowi dalam mengambil keputusan mengenai pilihan tokoh calon wakil presiden telah mempertimbangkan masukan dari para ketua umum partai pendukung.
Presiden Jokowi sebelumnya mengatakan calon wakil presiden akan berinisial nama depan huruf "M".
Menurut sejumlah survei, beberapa tokoh yang berpotensi menjadi calon wakil presiden pasangan Jokowi antara lain Muhammad Jusuf Kalla, Mahfud MD, Moeldoko, Ma`ruf Amin dan Muhaimin Iskandar.
Baca juga: Sekjen PDIP pastikan koalisi tetap utuh
Baca juga: PBNU bantah ancam tinggalkan Jokowi
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: