Tarik kalangan muda, penanaman nasionalisme perlu dikemas ulang
8 Agustus 2018 18:57 WIB
Dokumentasi pengunjung mengamati karya foto dalam pameran fotografi 'Astonishing Indonesia' di Paragon Mal, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/4/2018). Foto-foto yang ditampilkan menyajikan kekayaan alam dan budaya Indonesia. (ANTARA FOTO/Aditya Putra)
Jakarta (ANTARA News) - Peneliti dari Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Adnan Anwar, mengatakan, penanaman nilai-nilai nasionalisme perlu dikemas ulang agar bisa menarik kalangan muda.
"Pendidikan yang ada saat ini sangat membosankan sehingga cerita tentang nasionalisme, NKRI, kemerdekaan pada 1945 itu menjadi seperti pepesan kosong," kata dia, dikutip dari siaran pers di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, kemajuan teknologi informasi dan kuatnya pengaruh media sosial harus dimanfaatkan secara optimal untuk menumbuhkan rasa nasionalisme itu.
"Kontennya tentang discovery Indonesia, harus lebih menarik, lebih kreatif, lebih inovatif sesuai dengan perkembangan hari ini," kata peneliti itu.
Untuk itu, generasi muda harus dilibatkan secara aktif dalam penanaman nasionalisme dengan gaya dan bahas mereka sehingga mengena pada generasi saat ini.
Dengan demikian, kata dia, dalam penanaman nasionalisme, generasi muda tak semata menjadi objek, melainkan juga sebagai subjek.
Menurut dia banyak bahan dari masa lalu terkait dengan nasionalisme Indonesia, nasionalisme Islam, Pancasila, NKRI yang bisa dikemas ulang disesuaikan dengan era sekarang.
"Karena generasi milineal ini menyukai bentuk-bentuk yang lebih aktual atau lebih modern," katanya.
"Bagaimanapun rasa nasionalisme atau cinta tanah air harus ditanamkan agar ilmasyarakat tidak mudah terpengaruh propaganda, ideologi, ataupun budaya asing," ujar dia.
"Pendidikan yang ada saat ini sangat membosankan sehingga cerita tentang nasionalisme, NKRI, kemerdekaan pada 1945 itu menjadi seperti pepesan kosong," kata dia, dikutip dari siaran pers di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, kemajuan teknologi informasi dan kuatnya pengaruh media sosial harus dimanfaatkan secara optimal untuk menumbuhkan rasa nasionalisme itu.
"Kontennya tentang discovery Indonesia, harus lebih menarik, lebih kreatif, lebih inovatif sesuai dengan perkembangan hari ini," kata peneliti itu.
Untuk itu, generasi muda harus dilibatkan secara aktif dalam penanaman nasionalisme dengan gaya dan bahas mereka sehingga mengena pada generasi saat ini.
Dengan demikian, kata dia, dalam penanaman nasionalisme, generasi muda tak semata menjadi objek, melainkan juga sebagai subjek.
Menurut dia banyak bahan dari masa lalu terkait dengan nasionalisme Indonesia, nasionalisme Islam, Pancasila, NKRI yang bisa dikemas ulang disesuaikan dengan era sekarang.
"Karena generasi milineal ini menyukai bentuk-bentuk yang lebih aktual atau lebih modern," katanya.
"Bagaimanapun rasa nasionalisme atau cinta tanah air harus ditanamkan agar ilmasyarakat tidak mudah terpengaruh propaganda, ideologi, ataupun budaya asing," ujar dia.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: