Mekkah, Arab Saudi (ANTARA News) - Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka mengatakan sengatan panas bisa berbahaya dan mengimbau jamaah Indonesia mengenai gejala serta upaya untuk mengantisipasi dampaknya bagi kesehatan.
Kepada Media Center Haji di Mekkah, Rabu, dia menjelaskan bahwa suhu tubuh bisa menjadi terlalu panas kalau terpapar panas cahaya matahari langsung terlalu lama saat melakukan aktivitas di tempat bersuhu udara tinggi.
"Kondisi ini bisa mengancam nyawa. Jamaah agar mengenakan Alat Pelindung Diri atau APD yang telah dibagikan," kata dia.
Saat mengalami sengatan panas, ia menjelaskan, suhu tubuh bisa sampai 40 derajat Celsius atau lebih dan kondisi itu mempengaruhi keadaan mental dan perilaku, membuat orang yang mengalaminya menjadi kejang, seperti kebingungan dan ucapannya tidak jelas.
Ia menambahkan orang yang mengalami sengatan panas akan merasakan mual, muntah, jantung berdebar cepat, nafas cepat dan dangkal, dan kepala berdenyut; serta kulitnya terasa panas dan kering saat disentuh.
Kalau mengalami gejala-gejala semacam itu, Eka mengingatkan, jamaah harus sering minum dan tidak menunggu haus untuk minum agar terhindar dari bahaya sengatan panas. Jamaah juga sebaiknya sering menyemprotkan air pada bagian kulit yang terbuka seperti muka dan tangan, serta menggunakan payung dan topi saat di luar gedung.
"Jika mengalami tanda dan gejala seperti di atas segera hubungi tenaga kesehatan terdekat," katanya.
Baca juga: Petugas kesehatan imbau jamaah haji antisipasi suhu tinggi Saudi
Laporan dari Mekkah - Siasat mengantisipasi dampak sengatan panas
8 Agustus 2018 16:29 WIB
Arsip Foto. Jamaah antre mengambil air zam-zam di salah satu sudut Masjid Nabawi di Madinah usai shalat saat suhu mencapai 46 derajat Celsius. (Kementerian Agama)
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: