Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi dengan magnitudo 5,1 yang mengguncang Kabupaten Malang pada Rabu pukul 13.09 WIB terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam siaran pers badan, Rabu, menyebutkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik.
Berdasarkan hasil analisis, BMKG juga memutakhirkan data awal magnitudo gempa dari 5,2 menjadi 5,1.
Gempa itu berpusat di koordinat 8,92 Lintang Selatan dan 112,41 Bujur Timur, di laut pada jarak 88 kilometer arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur, pada kedalaman 42 kilometer.
Getaran gempa dilaporkan dirasakan oleh warga Malang, Karangkates dan Blitar pada skala II SIG-BMKG (III MMI); serta warga Tretes, Tulungagung, Lumajang, Yogyakarta, dan Kuta pada skala I SIG-BMKG (II MMI).
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami. Selain itu, menurut pantauan BMKG, sampai pukul 13.30 WIB belum adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Baca juga: Lima gempa menggetarkan Malang Raya
Baca juga: Selatan Malang diguncang 38 gempa susulan
Gempa Rabu siang di Malang dipicu subduksi Lempeng Indo-Australia
8 Agustus 2018 15:11 WIB
Ilustrasi gempa bumi. (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo)
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: