Relawan ACT dengar suara batuk korban gempa yang terjebak runtuhan masjid
8 Agustus 2018 13:11 WIB
Tim SAR dengan alat berat melakukan evakuasi reruntuhan Masjid Jamiul Jamaah yang rusak akibat gempa bumi di Bangsal, Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8/2018). BPBD Lombok Utara mencatat berdasarkan laporan dari seluruh kecamatan bahwa data sementara jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di daerah itu mencapai 347 orang. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang ikut berjibaku mencari korban gempa yang terjebak runtuhan masjid Jamiul Jamaah di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, mendengar suara batuk saat membantu evakuasi pada Selasa petang (7/8).
Belum ada yang tahu berapa banyak warga yang masih terjebak runtuhan masjid itu setelah gempa 7 Skala Richter mengguncang wilayah Lombok pada Minggu (5/8). Petunjuk yang tersisa hanya sandal-sandal berdebu yang ada di lokasi masjid yang berada tak jauh dari rumah juara dunia lari 100 meter U-20 Lalu Muhammad Zohri itu.
"Kami di atas runtuhan memanggil nama, dibalas dengan suara lirih dan batuk. Suara batuk ini membuktikan laporan masyarakat yang masih mendengar ada suara ‘minta tolong’ di dalam runtuhan sejak Senin dan Selasa kemarin," kata Fathul Azim, relawan yang memimpin operasi evakuasi tim ACT, dalam siaran pers lembaga kemanusiaan itu pada Rabu.
Beko digunakan untuk mendukung proses evakuasi kemarin yang berlangsung sejak siang hingga hari gelap. Sumber suara batuk menjadi patokan proses pencarian. Runtuhan beton dari bangunan dua lantai itu dipinggirkan satu per satu. Azim, membantu pengemudi beko mengawal proses penggalian runtuhan.
"Sangat sulit. Masjid dua lantai ini makin padat ke bawah. Satu-satunya cara, lubang bekas kubah kita gali. kita lakukan pemotongan besi. Kita menembus titik diduga posisi terakhir korban, kemungkinan adalah perempuan berusia sekitar 40-60 tahun," kata Azim.
Namun sampai hari gelap, tidak ada tanda-tanda tubuh yang terlihat dalam runtuhan. Proses evakuasi pun dihentikan sementara untuk dilanjutkan Rabu (8/8) pagi.
"Kami sudah berusaha sampai menjelang gelap. Tapi posisi korban terdekat yang masih terdengar suara batuk tetap tidak ditemukan. Kami akan melanjutkan evakuasi penuh Rabu (8/8) pagi hingga sore," Azim,anak asli Sengiggi, Lombok, yang menetap di Yogyakarta sebagai pelajar juga Komandan Disaster Emergency Response ACT Yogyakarta. "Rumah saya juga kena gempa. Saya pulang kampung ke Lombok. Tapi rumah juga sudah hancur rata dengan tanah di Senggigi," katanya.
Baca juga: Tim evakuasi temukan jasad terjebak reruntuhan masjid
Baca juga: Tim SAR berhasil evakuasi dua jenazah dari runtuhan masjid
Belum ada yang tahu berapa banyak warga yang masih terjebak runtuhan masjid itu setelah gempa 7 Skala Richter mengguncang wilayah Lombok pada Minggu (5/8). Petunjuk yang tersisa hanya sandal-sandal berdebu yang ada di lokasi masjid yang berada tak jauh dari rumah juara dunia lari 100 meter U-20 Lalu Muhammad Zohri itu.
"Kami di atas runtuhan memanggil nama, dibalas dengan suara lirih dan batuk. Suara batuk ini membuktikan laporan masyarakat yang masih mendengar ada suara ‘minta tolong’ di dalam runtuhan sejak Senin dan Selasa kemarin," kata Fathul Azim, relawan yang memimpin operasi evakuasi tim ACT, dalam siaran pers lembaga kemanusiaan itu pada Rabu.
Beko digunakan untuk mendukung proses evakuasi kemarin yang berlangsung sejak siang hingga hari gelap. Sumber suara batuk menjadi patokan proses pencarian. Runtuhan beton dari bangunan dua lantai itu dipinggirkan satu per satu. Azim, membantu pengemudi beko mengawal proses penggalian runtuhan.
"Sangat sulit. Masjid dua lantai ini makin padat ke bawah. Satu-satunya cara, lubang bekas kubah kita gali. kita lakukan pemotongan besi. Kita menembus titik diduga posisi terakhir korban, kemungkinan adalah perempuan berusia sekitar 40-60 tahun," kata Azim.
Namun sampai hari gelap, tidak ada tanda-tanda tubuh yang terlihat dalam runtuhan. Proses evakuasi pun dihentikan sementara untuk dilanjutkan Rabu (8/8) pagi.
"Kami sudah berusaha sampai menjelang gelap. Tapi posisi korban terdekat yang masih terdengar suara batuk tetap tidak ditemukan. Kami akan melanjutkan evakuasi penuh Rabu (8/8) pagi hingga sore," Azim,anak asli Sengiggi, Lombok, yang menetap di Yogyakarta sebagai pelajar juga Komandan Disaster Emergency Response ACT Yogyakarta. "Rumah saya juga kena gempa. Saya pulang kampung ke Lombok. Tapi rumah juga sudah hancur rata dengan tanah di Senggigi," katanya.
Baca juga: Tim evakuasi temukan jasad terjebak reruntuhan masjid
Baca juga: Tim SAR berhasil evakuasi dua jenazah dari runtuhan masjid
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: