Jakarta (Antaranews) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi bergerak melemah 11 poin menjadi Rp14.432 dibanding sebelumnya Rp14.421 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa sentimen dari dalam negeri mengenai cadangan devisa Indonesia yang menurun menjadi salah sentimen negatif bagi fluktuasi mata uang rupiah. "Tampaknya sebagian pelaku pasar memanfaatkan sentimen itu untuk melepas sebagian aset denominasi rupiah," katanya.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia sebesar 118,3 miliar pada akhir Juli 2018, lebih rendah dibandingkan dengan 119,8 miliar dolar AS pada akhir Juni 2018. Bank Indonesia menilai cadangan devisa itu mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Kendati demikian, menurut dia, depresiasi rupiah terhadap dolar AS relatif masih terbatas menyusul minat investor terhadap obligasi di dalam negeri masih tinggi. "Rata-rata imbal hasil obligasi untuk tenor panjang sekitar 7,653 persen hingga 8,15 persen," paparnya.
Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed mengatakan bahwa sentimen terhadap ekonomi Indonesia masih baik karena laporan pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan II-2018 tumbuh 5,27 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 5,01 persen.
"Pertumbuhan itu dapat meningkatkan optimisme mengenai prospek pertumbuhan Indonesia," katanya.
Baca juga: Cadangan devisa turun 1,5 miliar dolar pada Juli
Rupiah melemah karena sentimen cadangan devisa
8 Agustus 2018 09:37 WIB
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang Bank BTN beberapa waktu lalu. (ANTARA /Sigid Kurniawan)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018
Tags: