Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun menerima kunjungan perusahaan penghubung start up asing ke China, yaitu COMB+ yang diwakili oleh Direktur Kerjasama Global Blair Zhang di KBRI Beijing.

Menurut siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, perusahaan penghubung start ups asing di China itu menyediakan kursus-kursus, konsultasi, agar start ups asing dapat mengetahui pasar di negara berpenduduk 1,5 miliar itu.

"Sasaran yang diharapkan dari pertemuan itu adalah agar COMB+ bersedia berinvestasi untuk start up di Indonesia agar bisa mempromosikan produk-produk andalan Indonesia di China," kata Djauhari.

Dalam pertemuan di KBRI Beijing tersebut, COMB+ menyatakan bahwa mereka membantu start ups China untuk going global, menghubungkan start ups dengan pelaku dari luar China, termasuk Indonesia.

Pada akhir Desember 2017, COMB+ diberitakan telah mengucurkan dana sebesar 77 juta dolar AS untuk membantu perusahaan yang bergerak di bidang AI (Artificial Intelligence) yang berpotensi untuk memasuki pasar China, mengingat AI saat ini merupakan bisnis yang besar.

Dana tersebut bersumber dari hasil kerjasama antara Beijing Institute of Collaborative Innovation (BICI) dengan COMB+.

Sebelumnya pada 2016, COMB+ juga telah meluncurkan program akselerator Sino Track yang berbasis di Beijing dan Helsinki (Finlandia) dan membantu tahap awal perusahaan tumbuh di China.

"Start up merupakan fenomena yang sedang naik sehingga bisnis COMB+ sangat berpotensi besar. Di Indonesia juga banyak terdapat start ups, dan mungkin bisa bekerja sama dengan COMB+ untuk dapat memasuki pasar China dan dapat bekerjasama dengan perusahaan sejenis di Indonesia," katanya.

Blair Zang juga ingin memasarkan produk Indonesia di China melalui jaringan platformya dan berencana berkunjung ke Indonesia pada awal Oktober 2018 untuk menjemput para start up potensial.

Baca juga: Gerakan 1.000 start-up bergaung hingga ke pelajar RI di China

Baca juga: Jokowi investasi di lima "start up", salah satunya jual perlengkapan jenazah