Korban gempa NTB jadi 105 orang
7 Agustus 2018 14:57 WIB
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan keterangan pers tentang penanganan gempa bumi Lombok, Nusa Tenggara di Jakarta, Selasa (7/8/2018). (ANTARA/Dewanto Samodro)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat terus bertambah.
"Hingga Selasa pukul 11.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia 105 orang. Terbanyak dari Kabupaten Lombok Utara 78 orang," kata Sutopo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Selain dari Lombok Utara, korban meninggal dunia lainnya ditemukan di Kabupaten Lombok Barat (15), Kota Mataram (empat), Kabupaten Lombok Timur (tiga), Kabupaten Lombok Tengah (dua), dan Kota Denpasar (dua).
Sedangkan korban luka- luka sementara dilaporkan 236 orang karena belum semua terdata. Ribuan rumah dilaporkan rusak dan ribuan orang mengungsi.
Baca juga: Anjing pelacak bantu temukan korban gempa
Baca juga: Ratusan BKO Polri bantu pemulihan pascagempa Lombok
Sutopo mengatakan data korban akan terus bergerak karena korban meninggal dunia terus ditemukan di reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa, terutama di Lombok Utara dan Lombok Barat.
"Selain mengevakuasi korban yang sudah ditemukan, tim pencarian dan penyelamatan juga masih melakukan penelusuran," tuturnya.
Evakuasi di sebuah masjid di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat masih terus berlangsung. Alat berat sudah didatangkan dan tim pencarian dan penyelamatan telah menemukan dua korban meninggal dunia dan satu orang selamat.
"Diperkirakan masih ada korban lain karena terlihat ada banyak sandal dan sepeda motor yang ada di sekitar masjid," katanya.
Gempa di Lombok Timur dengan kekuatan 7,0 Skala Richter terjadi pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB pada kedalaman 15 kilometer dengan pusat gempa di darat berjarak 18 kilometer Barat Laut Lombok Timur.
Sebelumnya, gempa juga terjadi di wilayah tersebut berkekuatan 6,4 Skala Richter pada Minggu (29/7) pukul 05.47 WIB.
Gempa-gempa susulan masih terus terjadi di Pulau Lombok dan sekitarnya sehingga masyarakat diimbau mewaspadai bangunan roboh.
"Hingga Selasa pukul 11.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia 105 orang. Terbanyak dari Kabupaten Lombok Utara 78 orang," kata Sutopo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Selain dari Lombok Utara, korban meninggal dunia lainnya ditemukan di Kabupaten Lombok Barat (15), Kota Mataram (empat), Kabupaten Lombok Timur (tiga), Kabupaten Lombok Tengah (dua), dan Kota Denpasar (dua).
Sedangkan korban luka- luka sementara dilaporkan 236 orang karena belum semua terdata. Ribuan rumah dilaporkan rusak dan ribuan orang mengungsi.
Baca juga: Anjing pelacak bantu temukan korban gempa
Baca juga: Ratusan BKO Polri bantu pemulihan pascagempa Lombok
Sutopo mengatakan data korban akan terus bergerak karena korban meninggal dunia terus ditemukan di reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa, terutama di Lombok Utara dan Lombok Barat.
"Selain mengevakuasi korban yang sudah ditemukan, tim pencarian dan penyelamatan juga masih melakukan penelusuran," tuturnya.
Evakuasi di sebuah masjid di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat masih terus berlangsung. Alat berat sudah didatangkan dan tim pencarian dan penyelamatan telah menemukan dua korban meninggal dunia dan satu orang selamat.
"Diperkirakan masih ada korban lain karena terlihat ada banyak sandal dan sepeda motor yang ada di sekitar masjid," katanya.
Gempa di Lombok Timur dengan kekuatan 7,0 Skala Richter terjadi pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB pada kedalaman 15 kilometer dengan pusat gempa di darat berjarak 18 kilometer Barat Laut Lombok Timur.
Sebelumnya, gempa juga terjadi di wilayah tersebut berkekuatan 6,4 Skala Richter pada Minggu (29/7) pukul 05.47 WIB.
Gempa-gempa susulan masih terus terjadi di Pulau Lombok dan sekitarnya sehingga masyarakat diimbau mewaspadai bangunan roboh.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: