Hakim Brazil perintahkan tutup perbatasan bagi pengungsi Venezuela
7 Agustus 2018 12:50 WIB
Sebuah kendaraan bersenjata terlihat terbakar dalam bentrok dengan pengunjuk rasa dalam sebuah reli protes terhadap pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela, Selasa (18/7/2017). (REUTERS/Marco Bello )
Brasilia (ANTARA News) - Seorang hakim Brazil memerintahkan penutupan perbatasan bagi para pendatang asal Venezuela yang melarikan diri dari pergolakan politik dan krisis ekonomi di negara mereka.
Perintah penutupan itu akan segera berlaku jika pihak pemerintah tidak mengajukan banding.
Hingga kini ratusan warga Venezuela terus berdatangan ke perbatasan Brazil dengan berjalan kaki, kata seorang petugas perbatasan.
Hakim Federal Helder Barreto pada Minggu memerintahkan penutupan perbatasan hingga negara bagian Roraima, yang berbatasan langsung dengan Venezuela, bisa menciptakan situasi yang kondusif untuk menerima arus kedatangan yang besar.
Sepanjang tiga tahun terakhir, puluhan ribu warga Venezuela tiba di Roraima sehingga menyebabkan krisis humanitarian di sana. Keluarga pengungsi harus tidur di jalanan sementara tingkat kriminalitas dan prostitusi melonjak.
Pemerintah negara bagian pada Kamis memutuskan bahwa warga Venezuela yang ingin mendapatkan layanan kesehatan dan layanan sosial lain di Roraima harus mempunyai paspor yang sah, padahal banyak pengungsi tidak mempunyainya.
Barreto mengeritik kebijakan "diskriminatif" tersebut karena bertentangan dengan undang-undang Brazil. Dia juga membekukan aturan yang memungkinkan deportasi atau pengusiran bagi para pendatang Venezuela, serta memerintahkan vaksinasi bagi pengungsi yang telah masuk.
Penutupan perbatasan bagi pengungsi Venezuela tersebut berlaku hingga Roraima bisa menciptakan jalur yang memudahkan para pendatang untuk tiba ke negara bagian lain di Brazil.
Setelah rekomendasi dari badan pengungsi PBB, UNHCR, Angkatan Udara Brazil pada Mei lalu mulai menerbangkan pada pendatang di Roraima untuk ditempatkan di kota-kota lain Brazil.
Hingga saat ini, sekitar 820 warga Venezuela telah diterbangkan ke Ibu Kota Roraima, Boa Vista, Angkatan Udara. Tetapi sejumlah pejabat lokal mengatakan bahwa lebih dari 500 pengungsi Venezuela tiba di Brazil setiap harinya, dan sebagian besar di antara mereka bertahan di daerah perbatasan karena tidak mempunyai cukup uang.
Di sisi lain, pemerintah pusat Brazil sudah menolak permintaan gubernur Roraima untuk menutup perbatasan.
Baca juga: Brazil khawatir arus pengungsi Venezuela
Penerjemah: GM Nur Lintang
Perintah penutupan itu akan segera berlaku jika pihak pemerintah tidak mengajukan banding.
Hingga kini ratusan warga Venezuela terus berdatangan ke perbatasan Brazil dengan berjalan kaki, kata seorang petugas perbatasan.
Hakim Federal Helder Barreto pada Minggu memerintahkan penutupan perbatasan hingga negara bagian Roraima, yang berbatasan langsung dengan Venezuela, bisa menciptakan situasi yang kondusif untuk menerima arus kedatangan yang besar.
Sepanjang tiga tahun terakhir, puluhan ribu warga Venezuela tiba di Roraima sehingga menyebabkan krisis humanitarian di sana. Keluarga pengungsi harus tidur di jalanan sementara tingkat kriminalitas dan prostitusi melonjak.
Pemerintah negara bagian pada Kamis memutuskan bahwa warga Venezuela yang ingin mendapatkan layanan kesehatan dan layanan sosial lain di Roraima harus mempunyai paspor yang sah, padahal banyak pengungsi tidak mempunyainya.
Barreto mengeritik kebijakan "diskriminatif" tersebut karena bertentangan dengan undang-undang Brazil. Dia juga membekukan aturan yang memungkinkan deportasi atau pengusiran bagi para pendatang Venezuela, serta memerintahkan vaksinasi bagi pengungsi yang telah masuk.
Penutupan perbatasan bagi pengungsi Venezuela tersebut berlaku hingga Roraima bisa menciptakan jalur yang memudahkan para pendatang untuk tiba ke negara bagian lain di Brazil.
Setelah rekomendasi dari badan pengungsi PBB, UNHCR, Angkatan Udara Brazil pada Mei lalu mulai menerbangkan pada pendatang di Roraima untuk ditempatkan di kota-kota lain Brazil.
Hingga saat ini, sekitar 820 warga Venezuela telah diterbangkan ke Ibu Kota Roraima, Boa Vista, Angkatan Udara. Tetapi sejumlah pejabat lokal mengatakan bahwa lebih dari 500 pengungsi Venezuela tiba di Brazil setiap harinya, dan sebagian besar di antara mereka bertahan di daerah perbatasan karena tidak mempunyai cukup uang.
Di sisi lain, pemerintah pusat Brazil sudah menolak permintaan gubernur Roraima untuk menutup perbatasan.
Baca juga: Brazil khawatir arus pengungsi Venezuela
Penerjemah: GM Nur Lintang
Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: