Jakarta (ANTARA News) - Anggota calon anggota legislator (Caleg) Kapitra Ampera menyebutkan pelaku yang melempar molotov ke rumahnya terekam kamera pengawas atau "closed circuit television" (CCTV) yang terpasang di sekitar lokasi kejadian.

"Terlihat di CCTV, pelakunya menggunakan dua sepeda motor dan berjumlah empat orang dan ciri-cirinya terlihat jelas," kata Kapitra saat diwawancarai di depan rumahnya di Jalan Tebet Dalam VIII, Jakarta, Senin (6/8) malam.

Baca juga: Rumah Kapitra dimolotov

Kapitra menjelaskan keempat pelaku seperti sudah terorganisir dengan masing-masing memiliki tugas yang diemban, yakni sebagai pengamat keadaan, penjaga aksi dan eksekutor.

"Ada satu orang menyisir jalan depan rumah mondar-mandir, satu orang berjaga dan dua orang eksekutor berdiri tepat di depan pagar rumah dan menunggu sekitar tujuh menit untuk melakukan serangan," kata Kapitra.

Akan tetapi, para pelaku sendiri tidak terlihat wajahnya karena memakai helm dan masker yang menutupi wajah mereka.

"Namun eksekutor memakai pakaian putih-putih sementara pengawal dan pengiringnya memakai jeans. Tapi ciri-cirinya jelas dari depan belakang semua terlihat," katanya.

Baca juga: Kapitra: satu molotov "meledak" gagal bakar rumah

Ketika ditanya tujuan dari teror ini, Kapitra mengatakan hal tersebut untuk menakut-nakuti dirinya yang belum lama bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bahkan menjadi calon legislatif dari partai tersebut untuk daerah Sumatera Barat.

"Saya pikir jika ini untuk menakut-nakuti saya, Wallahi saya mati di sini saya tak akan pernah mundur untuk menyampaikan kebenaran. Saya tidak berbuat apa-apa yang menjahati orang lain," ujarnya.

Dirinya menilai teror ini ada kaitannya dengan bergabungnya dia ke partai pemenang pemilu 2014 lalu tersebut.

"Jika ini terkait politik yang saya rasa kemungkinan benarnya besar, gini ya itu hak saya sebagai manusia kalau ada pilihan berbeda. Karena itu mereka marah lalu melakukan perbuatan yang sangat nista dan pengecut seperti ini. Ini artinya mereka bukan manusia," ujar Kapitra yang menambahkan teror tersebut juga dialami olehnya melalui aplikasi pesan singkat "Whatsapp" sejak dirinya bergabung dengan PDIP.

Baca juga: Kapitra mengaku sudah diintai sejak gabung PDIP

Dengan teror ini, Kapitra mengaku dia dan keluarganya tetap akan kuat menghadapinya dan menganggap ini hanya sebagai dinamika kehidupan.

Baca juga: Keluarga Kapitra Ampera dimintai keterangan teror molotov

"Kami baik-baik saja, ini hiburan, istri dan anak saya menghafal dan belajar kitab suci Al-Quran, bangun salat malam, mereka hidup untuk Allah SWT, jadi jika kami mati dengan cara begini dengan dianiaya orang demi perjuangan kebenaran itu pahala, kalau mati bom bunuh diri itu baru jahanam," katanya.

Sementara itu, Kepala Polisi Resort (Kapolres) Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar menyatakan situasi di kediaman Kapitra Ampera diyakini aman setelah insiden pelemparan molotov di rumahnya.

Baca juga: Kapolres Jakarta Selatan pastikan rumah Kapitra aman

"Petugas telah menyisir di sekitar rumah (milik Kapitra Ampera), dan sementara ini aman," kata Kombes Pol Indra di lokasi yang sama.

Dalam kesempatan itu, Indra menyampaikan pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk aksi teror pelemparan bom ke garasi rumah milik Kapitra Ampera.

Pihak penyidik sejauh ini sudah mengamankan dua bom molotov yang dibuat dengan mengisi bensin di dalam botol minuman berenergi.

"Kita saat ini masih mendalami saksi-saki, dan memeriksa semua alat bukti yang ada untuk mengungkap pelakunya," tuturnya.

Sebelumnya diketahui sekitar empat orang tidak dikenal dengan menggunakan helm dan masker melempar dua bom molotov ke rumah Kapitra Ampera di Jalan Tebet Timur Dalam VIII, Jakarta Selatan sekitar pukul 19.20 WIB.

Menurut kesaksian istri dan asisten rumah tangga Kapitra, satu bom yang dibuat dari botol minuman berenergi pecah dan gagal meledak, sementara sisanya gagal membakar isi garasi mobil rumah Kapitra.