Jakarta (ANTARA News) - Krisis pasar saham global masih menjadi penekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jumat, yang ditutup turun 1,52 persen. IHSG ditutup turun 34,006 poin menjadi 2.207,396, sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan melemah 7,222 poin atau 1,56 persen ke posisi 456,640. Analis PT Valbury Asia Securities Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA News, mengatakan penurunan indeks ini lebih disebabkan krisis pasar saham global. "Ini murni faktor global, karena pasar saat ini hanya melihat itu, walaupun adanya sentimen positif dari dalam negeri maupun emiten tak bisa mempengaruhi perdagangan," ungkapnya. Menurut Krisna, anjloknya bursa AS Kamis Malam karena masih mendapat tekanan dari krisis di subprime mortgage di AS masih menjadi tekanan bursa Asia dan perdagangan saham di BEJ. Namun, lanjutnya, para pelaku pasar sudah kembali melakukan pembelian saham kembali di akhir perdagangan, sehingga mengangkat kembali indeks BEJ tidak turun terlalu dalam. Tekanan krisis pasar global ini telah menyeret 160 saham mengalami penurunan dibanding yang naik hanya 26, sedangkan 45 saham tidak berubah harganya dan 165 tidak diperdagangkan. Berlanjutnya turunnya indeks pada perdagangan Jumat ini dipimpin anjloknya saham Perusahaan Gas Negara (PGAS), Bumi Resources (BUMI), Aneka Tambang (ANTM) dan Bank Mandiri (BMRI). Saham PGAS terkoreksi Rp50 menjadi Rp10.500, BUMI melemah Rp75 ke posisi Rp2.525, ANTM turun Rp50 ke level Rp2.475 dan BMRI terkikis RpRp75 ke harga Rp3.175. Volume perdagangan mencapai 2,961 miliar saham dengan nilai Rp2,843 triliun dari 34.863 kali transaksi. Walaupun indeks mengalami penurunan, investor asing justru melakukan pembelian saham dengan posisi `net buy` (beli netto) mencapai Rp101,088 miliar.(*)