Sosialisasi mengenai doping terus digencarkan kepada atlet
Arsip: Hasil Sidang Dewan Banding Anti Doping Ketua Dewan Banding Anti Doping Ngatino (kanan) didampingi anggota Dewan Banding Anti Doping Ari Sutopo (tengah) dan Ketua LADI Zaini Kadhafi Saragih (kiri) memberikan keterangan pers mengenai hasil sidang Dewan Banding Anti Doping di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (6/9/2017). Tim Dewan Disiplin Anti Doping menetapkan sanksi kepada 12 atlet PON XIX dan 2 atlet PERPANAS XV/2016 Jawa Barat, dari 14 atlet yang ditetapkan positif doping, 8 atlet mengajukan banding atas putusan dewan disiplin tersebut. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
"Yang pasti, kami harus terus melakukan direct contact dengan para atlet. Artinya, kami langsung datangi para atlet di training camp, kemudian sosialisasi atau ngobrol dengan mereka secara informal," kata Ketua LADI Zaini Kadhafi Saragih saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengetahuan atau informasi yang dimiliki oleh para atlet mengenai doping masih sangat kurang. Oleh karena itu, pihaknya pun merasa perlu melakukan sosialisasi dengan lebih gencar.
"Karena kurangnya pengetahuan atau informasi itu, akhirnya atlet bisa tanpa sengaja mengonsumsi obat secara bebas, misalnya beli di warung, tanpa mereka tahu kalau obat yang dikonsumsi itu mengandung doping," ujar Zaini.
Dia menuturkan di dalam sejumlah obat, misalnya obat flu, obat batuk, obat pilek atau obat ringan lainnya, biasanya terkandung zat doping walaupun dalam jumlah yang sedikit.
"Namun bukan hanya ada di obat-obatan, di dalam jamu-jamuan juga biasanya mengandung doping. Walaupun takaran doping yang ada di dalam obat atau jamu itu hanya sedikit, tetap saja itu berbahay bagi atlet," tutur Zaini.
Selain atlet, dia juga meminta kepada para pelatih atau pengurus masing-masing cabang olahraga agar terus mengawasi obat atau jamu yang dikonsumsi oleh seluruh atlet.
Dia mengimbau kepada ketua induk organisasi masing-masing cabang olahhraga agar menulis surat izin kepada Dewan Olimpiade Asia (OCA) apabila diketahui ada atlet yang harus mengonsumsi obat khusus.
"Kalau ada atlet yang memang harus mengonsumsi obat khusus, maka pengurus cabor harus segera menulis surat izin kepada OCA untuk menghindari kekhawatiran penggunaan doping oleh atlet yang bersangkutan," ungkap Zaini. (T.R027)
Baca juga: Seluruh atlet diimbau tidak konsumsi obat sembarangan
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018