Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar delapan poin menjadi Rp14.478 dibanding sebelumnya Rp14.486 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Senin mengatakan bahwa data tenaga kerja Amerika Serikat yang melemah menahan pergerakan mata uang dolar AS di dalam negeri sehingga membuka peluang bagi rupiah terapresiasi.

"Melemahnya data tenaga kerja AS dapat menjaga pergerakan rupiah," katanya.

Ia memaparkan bahwa data pertumbuhan upah per jam di Amerika Serikat tumbuh 2,7 persen (yoy) di bulan Juni sama dengan bulan sebelumnya.

Selain itu, data Non-farm payroll di AS tumbuh melambat di bulan Juli menjadi 157.000 dari bulan sebelumnya sebesar 248.000.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan langkah Bank Indonesia diantaranya melalui intervensi di pasar valas dan di pasar Surat Berharga Negara akan menjaga fluktuasi rupiah.

"Himbauan pemerintah kepada para pengusaha untuk membawa devisa hasil ekspor ke dalam negeri juga akan turut menjaga apresiasi rupiah," katanya.

Ia mengatakan salah satu faktor yang juga menopang rupiah yakni aliran dana asing yang masuk ke pasar dalam negeri seiring dengan arah kebijakan suku bunga the Fed yang sesuai ekspektasi pasar.

Baca juga: Darmin: Konversi devisa tambah tenaga pertumbuhan ekonomi