Kemensos kerahkan seluruh tagana bantu korban gempa
6 Agustus 2018 09:56 WIB
Seorang laki-laki melihat rumahnya yang sebagian temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8/2018). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapatkan laporan sementara jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter sampai dengan pukul 03.20 Wita Senin 6 Agustus 2018 sebanyak 82 orang. (ANTARA /Ahmad Subaidi)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial mengerahkan seluruh personel Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kampung Siaga Bencana (KSB), dan para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang ada di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali dan Jawa Timur untuk aktif membantu korban gempa di Pulau Lombok dan sekitarnya.
"Seluruh Tagana dan Pendamping PKH di NTB dan Bali agar segera konsolidasi dan saling info tentang kondisi di wilayahnya. Tetap tenang dan semangat kemanusiaan terjaga. Saya minta ketiga unsur ini aktif membantu korban gempa," kata Menteri Sosial Idrus Marham dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Mensos merincikan personel Tagana di NTB sebanyak 589 orang, jumlah Pendamping PKH di NTB 1.125 orang dan 12 KSB. Sementara di Bali terdapat 674 personel Tagana, 313 Pendamping PKH dan 12 KSB.
Khusus dari Jawa Timur akan dikerahkan 30 orang Tagana yang pada Senin (6/8) akan merapat ke Lombok dan membantu proses penanganan bencana.
Idrus menerangkan Tim dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kementerian Sosial juga telah berada di Lombok untuk memimpin proses konsolidasi seluruh personel, evakuasi dan asesmen korban bencana gempa.
Selama proses tersebut berjalan, tim juga menyalurkan bantuan dan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. Juga penanganan khusus bagi kelompok rentan, advokasi sosial dan layanan dukungan psikososial.
Baca juga: Simpati untuk korban gempa mengalir lewat #PrayForNTB
Baca juga: Dua bayi lahir di RSUP saat gempa
"Nanti dari asesmen kita akan lihat di mana saja titik terparah, korban yang terbanyak di titik mana saja, dan berapa banyak jumlah pengungsi, untuk segera kita siapkan dapur umum dan layanan dukungan psikososial," katanya.
Sebelumnya Kemensos telah mendirikan dapur umum sejak gempa pada Minggu (29/7) yakni di Kecamatan Sembalun, Kecamatan Sambelia, dan Kecamatan Bayan.
Tim Kemensos, lanjutnya, juga melakukan pendataan jumlah korban, bantuan untuk korban luka maupun santunan untuk ahli waris korban meninggal.
Hingga Senin (6/8) pukul 02.30 WITA jumlah korban meninggal tercatat 82 orang, ratusan orang mengalami luka-luka, ribuan rumah dan gedung mengalami kerusakan. Ribuan warga meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke titik aman.
"Seluruh Tagana dan Pendamping PKH di NTB dan Bali agar segera konsolidasi dan saling info tentang kondisi di wilayahnya. Tetap tenang dan semangat kemanusiaan terjaga. Saya minta ketiga unsur ini aktif membantu korban gempa," kata Menteri Sosial Idrus Marham dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Mensos merincikan personel Tagana di NTB sebanyak 589 orang, jumlah Pendamping PKH di NTB 1.125 orang dan 12 KSB. Sementara di Bali terdapat 674 personel Tagana, 313 Pendamping PKH dan 12 KSB.
Khusus dari Jawa Timur akan dikerahkan 30 orang Tagana yang pada Senin (6/8) akan merapat ke Lombok dan membantu proses penanganan bencana.
Idrus menerangkan Tim dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kementerian Sosial juga telah berada di Lombok untuk memimpin proses konsolidasi seluruh personel, evakuasi dan asesmen korban bencana gempa.
Selama proses tersebut berjalan, tim juga menyalurkan bantuan dan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. Juga penanganan khusus bagi kelompok rentan, advokasi sosial dan layanan dukungan psikososial.
Baca juga: Simpati untuk korban gempa mengalir lewat #PrayForNTB
Baca juga: Dua bayi lahir di RSUP saat gempa
"Nanti dari asesmen kita akan lihat di mana saja titik terparah, korban yang terbanyak di titik mana saja, dan berapa banyak jumlah pengungsi, untuk segera kita siapkan dapur umum dan layanan dukungan psikososial," katanya.
Sebelumnya Kemensos telah mendirikan dapur umum sejak gempa pada Minggu (29/7) yakni di Kecamatan Sembalun, Kecamatan Sambelia, dan Kecamatan Bayan.
Tim Kemensos, lanjutnya, juga melakukan pendataan jumlah korban, bantuan untuk korban luka maupun santunan untuk ahli waris korban meninggal.
Hingga Senin (6/8) pukul 02.30 WITA jumlah korban meninggal tercatat 82 orang, ratusan orang mengalami luka-luka, ribuan rumah dan gedung mengalami kerusakan. Ribuan warga meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke titik aman.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018
Tags: