Jakarta, (ANTARA News) - Sebagian besar dari 82 orang korban meninggal saat gempa bumi di Lombok, NTB, berkekuatan 7.0 pada SR pada Minggu (5/8), akibat tertimpa bangunan yang roboh, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo dalam pesannya di Jakarta, Senin dini hari, menyebut daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.

Selain itu ada ratusan korban yang luka-luka dan kebanyakan dirawat di luar Puskesmas dan luar rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak dan kekhawatiran akan gempa susulan.

Ribuan rumah juga mengalami kerusakan dan ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman akibat gempa berkekuatan 7 SR tersebut.

Diperkirakan korban terus bertambah dan jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Selain itu gempa susulan terus berlangsung. Hingga Minggu (5/8) pukul 22.00 WIB terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.

BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR tadi adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.

Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi KESDM menyebut pusat gempa bumi berada di laut.

Sebagian besar daerah tersebut tersusun oleh endapan gunung api berumur tersier hingga kuarter, sedimen dan metamorf tersier sampai pra tersier dan sebagian besar endapan tersebut telah tersesarkan dan terlapukkan.

Pada endapan yang terlapukkan diperkirakan goncangan gempa bumi akan lebih kuat karena batuan ini bersifat urai, lepas, belum kompak dan memperkuat efek getaran, sehingga rentan terhadap goncangan gempa bumi.

Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran.

Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma.

Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan, sedangkan dua helikopter untuk mendukung penanganan darurat dikirimkan.
Baca juga: 82 meninggal, ribuan mengungsi akibat gempa Lombok

BNPB terus mendampingi pemeritah, baik Provinsi dan Kabupaten/Kota terdampak dan bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat.

TNI akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi.

Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gemepa serta pemenuhan kebutuhan dasar.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada Senin, karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa.
Baca juga: Satu keluarga meninggal tertimbun bangunan
Baca juga: Polres Lombok Barat siapkan tenda pengungsi
Baca juga: Menpar aktifkan tim crisis center respon gempa