Warga Mataram berkumpul di lapangan terbuka
5 Agustus 2018 22:52 WIB
Warga mengungsi akibat gempa bumi berkekuatan 7 pada skala richter (SR) di halaman Islamic Center Hubbul Wathan, Mataram, NTB, Minggu (5/8/2018). (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Mataram (ANTARA News) - Warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih bertahan di luar rumah dan memilih untuk berkumpul di lapangan terbuka pascagempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter(SR) yang terjadi Minggu malam pukul 19.46 Wita.
"Kita diam di sini saja pak, takut kalau pulang, nanti ada gempa susulan lagi," kata Rina yang ditemui wartawan sedang berkumpul bersama keluarganya di lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Minggu malam.
Dengan alas tikar dan selimut hangat yang dia bawa dari rumahnya, Rina, warga Gomong, Kota Mataram, berkumpul layaknya orang yang sedang rekreasi bersama warga lain di lapangan Sangkareang, sebelah barat dari Kantor Wali Kota Mataram.
Tidak hanya di lapangan Sangkareang, dari pengamatan wartawan Antara, banyak warga yang masih bertahan di luar, seperti di halaman parkir pusat perbelanjaan "Lombok Epicentrum Mall", "Mataram Mall", lapangan Taman Malomba Ampenan dan lapangan Lanud Rembiga
Bahkan ada juga yang terlihat duduk di emperan dekat bundaran air mancur simpang lima Karang Jangkong serta pinggiran ruas jalan raya.
"Kita takut pulang ke rumah. Takut ada gempa susulan. Diam di sini saja dulu," ujar Ibu Diah, warga Tangsi, Kecamatan Ampenan, yang ditemui wartawan sedang menggendong anaknya masih balita di lapangan Taman Malomba.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat telah menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa bumi 7,0 SR di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, telah berakhir.
Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami pascagempa bumi 7,0 SR yang mengguncang NTB pada Minggu pukul 19.46 Wita.
Hingga berita ini disiarkan, getaran gempa bumi masih terasa. Namun kekuatannya tidak seperti yang terjadi pada pukhl 19.45 Wita.
Baca juga: PLN siaga pascagempa di Lombok
Baca juga: Gedung Rumah Sakit Unram retak akibat gempa
Baca juga: BMKG: 7 Skala Richter adalah gempa utama
"Kita diam di sini saja pak, takut kalau pulang, nanti ada gempa susulan lagi," kata Rina yang ditemui wartawan sedang berkumpul bersama keluarganya di lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Minggu malam.
Dengan alas tikar dan selimut hangat yang dia bawa dari rumahnya, Rina, warga Gomong, Kota Mataram, berkumpul layaknya orang yang sedang rekreasi bersama warga lain di lapangan Sangkareang, sebelah barat dari Kantor Wali Kota Mataram.
Tidak hanya di lapangan Sangkareang, dari pengamatan wartawan Antara, banyak warga yang masih bertahan di luar, seperti di halaman parkir pusat perbelanjaan "Lombok Epicentrum Mall", "Mataram Mall", lapangan Taman Malomba Ampenan dan lapangan Lanud Rembiga
Bahkan ada juga yang terlihat duduk di emperan dekat bundaran air mancur simpang lima Karang Jangkong serta pinggiran ruas jalan raya.
"Kita takut pulang ke rumah. Takut ada gempa susulan. Diam di sini saja dulu," ujar Ibu Diah, warga Tangsi, Kecamatan Ampenan, yang ditemui wartawan sedang menggendong anaknya masih balita di lapangan Taman Malomba.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat telah menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa bumi 7,0 SR di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, telah berakhir.
Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami pascagempa bumi 7,0 SR yang mengguncang NTB pada Minggu pukul 19.46 Wita.
Hingga berita ini disiarkan, getaran gempa bumi masih terasa. Namun kekuatannya tidak seperti yang terjadi pada pukhl 19.45 Wita.
Baca juga: PLN siaga pascagempa di Lombok
Baca juga: Gedung Rumah Sakit Unram retak akibat gempa
Baca juga: BMKG: 7 Skala Richter adalah gempa utama
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: