Kemenpar minta publik hentikan pro-kontra terkait GWK
5 Agustus 2018 19:59 WIB
Kementerian Pariwisata meminta agar publik khususnya di Bali segera menghentikan pro-kontra terkait pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Kini saatnya bersama mendukung pengembangannya sebagai ikon baru bagi Bali bahkan Indonesia. (Foto: Hanni Sofia)
Badung (Antara) - Kementerian Pariwisata meminta agar publik khususnya di Bali segera menghentikan pro-kontra terkait pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan kini saatnya bersama mendukung pengembangannya sebagai ikon baru bagi Bali bahkan Indonesia.
"Apabila kita melihat kembali proses awal pembuatan GWK, tentu kita ingat dengan berbagai diskusi hangat, termasuk pro kontra yang ada di dalamnya. Di satu sisi kami berharap agar pro kontra tersebut dapat kita hentikan," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana di Bali, Minggu.
Ia berharap semua pihak bersama-sama mendukung pengembangan GWK sebagai bagian dari pembangunan pariwisata Bali dan pariwisata Indonesia.
Di sisi lain ia berharap, agar pengelola GWK tetap dapat memperhatikan dan mengakomodasi berbagai hal yang sempat dikritisi berbagai kalangan.
"Dan memandang berbagai kritik itu sebagai masukan untuk kebaikan bersama," katanya.
GWK yang selesai dibangun dalam 28 tahun sempat mengundang kontroversi bahkan hingga kini saat pembangunannya telah selesai.
Ketika kepemilikan sahamnya telah dikuasai mayoritas oleh investor swasta, sejumlah kalangan mengkhawatirkan pengembangannya ke depan akan tidak sesuai lagi dengan konsep awal sebagai taman budaya.
Investor, yakni PT Alam Sutera berencana membangun kawasan pendukung yang bersifat komersial atau residential berupa real estate terpadu di wilayah GWK.
Kemenpar berharap bahwa GWK akan bisa menjadi salah satu pusat pertumbuhan (growth center) pariwisata Bali yang dapat mengangkat daerah sekitarnya untuk bersama-sama membangun pariwisata yang muaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tercatat GWK dengan tinggi 121 meter atau total 271 meter jika dihitung dari permukaan laut kini merupakan salah satu patung tertinggi di dunia.
Pitana berharap GWK bisa menjadi identitas Bali dan Indonesia sebagaimana karya-karya sejenisnya juga sebagai identitas negaranya, misalnya Liberty di Amerika, Menara Pisa di Italia, Eiffel di Paris, Opera House di Sydney, Santorini di Yunani, Piramida di Mesir, Taj Mahal di India, Tembok Besar di China dan sebagainya.
Baca juga: Monumen GWK diharapkan dikunjungi 2 juta wisatawan saban tahun
Baca juga: GWK diyakini jadi solusi stagnasi pariwisata Bali
"Apabila kita melihat kembali proses awal pembuatan GWK, tentu kita ingat dengan berbagai diskusi hangat, termasuk pro kontra yang ada di dalamnya. Di satu sisi kami berharap agar pro kontra tersebut dapat kita hentikan," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana di Bali, Minggu.
Ia berharap semua pihak bersama-sama mendukung pengembangan GWK sebagai bagian dari pembangunan pariwisata Bali dan pariwisata Indonesia.
Di sisi lain ia berharap, agar pengelola GWK tetap dapat memperhatikan dan mengakomodasi berbagai hal yang sempat dikritisi berbagai kalangan.
"Dan memandang berbagai kritik itu sebagai masukan untuk kebaikan bersama," katanya.
GWK yang selesai dibangun dalam 28 tahun sempat mengundang kontroversi bahkan hingga kini saat pembangunannya telah selesai.
Ketika kepemilikan sahamnya telah dikuasai mayoritas oleh investor swasta, sejumlah kalangan mengkhawatirkan pengembangannya ke depan akan tidak sesuai lagi dengan konsep awal sebagai taman budaya.
Investor, yakni PT Alam Sutera berencana membangun kawasan pendukung yang bersifat komersial atau residential berupa real estate terpadu di wilayah GWK.
Kemenpar berharap bahwa GWK akan bisa menjadi salah satu pusat pertumbuhan (growth center) pariwisata Bali yang dapat mengangkat daerah sekitarnya untuk bersama-sama membangun pariwisata yang muaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tercatat GWK dengan tinggi 121 meter atau total 271 meter jika dihitung dari permukaan laut kini merupakan salah satu patung tertinggi di dunia.
Pitana berharap GWK bisa menjadi identitas Bali dan Indonesia sebagaimana karya-karya sejenisnya juga sebagai identitas negaranya, misalnya Liberty di Amerika, Menara Pisa di Italia, Eiffel di Paris, Opera House di Sydney, Santorini di Yunani, Piramida di Mesir, Taj Mahal di India, Tembok Besar di China dan sebagainya.
Baca juga: Monumen GWK diharapkan dikunjungi 2 juta wisatawan saban tahun
Baca juga: GWK diyakini jadi solusi stagnasi pariwisata Bali
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: