Badung, Bali (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata berharap monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK), maha karya seniman patung nasional, I Nyoman Nuarta, yang baru saja rampung dibangun dapat dikunjungi tidak kurang dari dua juta wisatawan saban tahun.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana, di Bali, Minggu, mengatakan sebelum rampung dibangun, GWK sudah dikunjungi kurang lebih 3.000 orang per/hari atau lebih dari 1 juta pengunjung setahun.

"Dengan selesainya pembangunan patung ini, target jumlah pengunjung diharapkan minimal mencapai dua kali lipat dari jumlah pengunjung sebelum patung ini rampung. Artinya akan diperkirakan 6.000 orang yang memadati GWK setiap hari atau tidak kurang dari 2 juta pengunjung pertahun," kata Pitana.

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Garuda Adhimatra Indonesia sebagai pengelola GWK, dari total pengunjung GWK 10,7 persen merupakan wisatawan mancanegara.

"Artinya diperkirakan setelah GWK ini rampung, GWK diharapkan mampu menarik pengunjung minimal 200.000 wisman setiap tahun, khusus untuk GWK," katanya.

Pihaknya mencatat kunjungan wisman di Bali pada 2017 meningkat 16 persen menjadi 5.697.739 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4.927.937.

Dengan mempertimbangkan besarnya pertumbuhan kunjungan wisman tersebut dan adanya GWK yang mampu menarik wisman sekitar 1-2 juta tiap tahun, diperkirakan pertumbuhan kunjungan wisman pada tahun ini mencapai dua kali lipat atau sebesar 32 persen.

"Dengan begitu, diharapkan jumlah kunjungan wisman di Bali pada 2018 akan mencapai 7.500.000," katanya.
GWK yang akhirnya rampung dibangun setelah berproses selama 28 tahun diharapkan Pitana akan menjadi penanda baru bagi Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Keberadaan GWK sekaligus diharapkan mampu menumbuhkan citra bahwa Bali bukan saja mengandalkan pariwisata berbasis alam dan budaya tetapi juga pariwisata berbasiskan pada kreatvitas manusianya.

"GWK akan bisa menjadi pengayaan produk pariwisata di Bali bahkan Indonesia sehingga dapat disebut 'rejuvenation' atau peremajaan bagi stagnasi pariwisata Bali saat ini," katanya. Tercatat GWK dengan tinggi 121 meter atau total 271 meter jika dihitung dari permukaan laut kini merupakan salah satu patung tertinggi di dunia. Monumen GWK hanya sedikit terpaut dengan Momunen Nasional. Monumen GWK diselesaikan pada 4 Agustus lalu, ditandai dengan pengelasan bagian terakhir dari 756 lempeng tembaga-perunggu-nya pada hari itu.

Monumen GWK juga menjadi penanda penting bahwa anak bangsa Indonesia mampu mengombinasikan secara sempurna antara aspek seni-filosofi, teknologi, dan teknik rancang bangun secara bersamaan sekaligus.

Pitana berharap GWK bisa menjadi identitas Bali dan Indonesia sebagaimana karya-karya sejenisnya juga sebagai identitas negaranya, misalnya Patung Liberty di Amerika Serikat, Menara Pisa di Italia, Menara Eiffel di Paris, Opera House di Sydney, Santorini di Yunani, Piramida Cheops atau Khufru di Mesir, Taj Mahal di India, Tembok Besar di China, dan sebagainya.