Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa hubungan ekonomi ASEAN dengan Amerika Serikat, terutama di bidang perdagangan dan investasi, akan menguntungkan kedua pihak.

Pandangan tersebut disampaikan Retno dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN dan Amerika Serikat di Singapura, seperti disampaikan dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri, yang diterima di Jakarta pada Sabtu.

"Pertumbuhan ekonomi per tahun rata-rata negara ASEAN masih lebih dari lima persen. Artinya, ASEAN punya potensi dan kapasitas cukup besar sehingga hubungan perdagangan dan investasi ASEAN dengan AS akan menguntungkan kedua pihak," kata Menlu Retno Marsudi.

Pada kesempatan itu, ia menyampaikan kepada Menteri Luar Negeri AS Michael Richard Pompeo mengenai data perdagangan ASEAN-AS selama 10 tahun belakangan.

"Dalam 10 tahun terakhir, ekspor AS ke ASEAN menunjukkan peningkatan cukup baik. Investasi AS di ASEAN adalah yang terbesar keempat, tetapi investasi ASEAN di AS jumlahnya juga cukup besar," kata Menlu Retno.

Dalam pertemuan Menlu ASEAN-AS tersebut, menteri luar negeri anggota ASEAN menyampaikan penghargaan atas komitmen pemerintah AS, yang terus melibatkan ASEAN.

"Kita hargai komitmen Amerika Serikat untuk terus melibatkan ASEAN dan penghargaan itu disampaikan oleh hampir semua Menlu ASEAN," kata Retno.

Sebelumnya, Menlu AS Mike Pompeo menyampaikan bahwa Amerika Serikat akan menggelontorkan investasi senilai 113 juta dolar AS atau sekitar Rp1,6 triliun di bidang teknologi, infrastruktur, dan energi di Indo-Pasifik sebagai bagian dari strategi baru untuk memperkuat hubungan dengan kawasan itu.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat saat menjelang kunjungannya ke Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

"Dana itu hanya uang muka bagi era baru komitmen ekonomi Amerika Serikat untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik," kata Pompeo, saat berpidato di depan Kamar Dagang Amerika Serikat.

Pompeo mengatakan, Amerika Serikat akan "menentang semua negara" yang berupaya menguasai kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan itu adalah isyarat ancaman bagi Beijing, yang bersengketa dengan Washington dalam perkara niaga dan kebebasan berlayar di Laut China Selatan.

Indo-Pasifik pertama kali menjadi perbincangan di kalangan diplomat saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggunakan istilah itu dalam lawatannya ke Asia pada tahun lalu.

Konsep Indo-Pasifik merujuk pada kawasan pesisir, yang merentang dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik, dan bisa dikategorikan sebagai kesatuan geopolitik tunggal.