Kulon Progo (ANTARA News) - Produksi sapi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak mencukupi kebutuhan hewan kurban pada Idul Adha 2018 di wilayah itu karena populasi tidak meningkat, tapi justru cenderung menurun.

"Melihat populasi sapi saat ini, kami pastikan produksi sapi di Kulon Progo tidak mampu memenuhi permintaan sapi kurban," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Nur Syamsu Hidayat di Kulon Progo, Sabtu.

Nur Syamsu mengatakan produksi sapi Kulon Progo banyak dijual ke daerah lain, saat sapi masih pedet dan sapi siap kawin. Peternak lebih suka melakukan pembesaran dibanding mengembangkannya. Selain itu, banyak sapi luar yang masuk ke Kulon Progo, seperti dari Boyolali, Kebumen, dan Purworejo, serta Gunung Kidul.

Menurut dia, pihaknya tidak bisa melarang mereka untuk tidak menjual sapi. Selain itu, sirkulasi penjualan sapi juga dinilai sangat cepat, khususnya di Pasar Hewan Pengasih.

Namun demikian, Nur Syamsu mengatakan pada akhir 2017, populasi sapi potong di Kulon Progo sebanyak 51.047 ekor, dan populasi kambing PE 91.811 ekor.

Dalam perkembangannya, populasi sapi saat ini mengalami peningkatan meski persentasenya sedikit dibandingkan pada 2014 sebanyak 49.522 ekor, 2015 sebanyak 49.866 ekor, dan 2016 sebanyak 49.851 ekor per Oktober.

"Pada 2011-2013 populasi sapi di Kulon Progo terendah karena terkena dampak impor sapi. Pada tahun tersebut, harga sapi sangat rendah dan peternak menjual sapi mereka karena takut rugi. Tapi, mulai 2014, populasi sapi kembali menggeliat seiring larangan sapi impor. Namun saat ini kondisi populasi tidak ada kenaikan signifikan," kata Nur Syamsu.

Ia mengungkapkan dari 12 kecamatan di Kulon Progo, ada lima kecamatan dengan populasi tertinggi, yakni Sentolo sebanyak 6.143 ekor, Lendah sebanyak 6.122 ekor, Pengasih sebanyak 5.977 ekor, Wates sebanyak 5.934 ekor, dan Panjatan sebanyak 5.678 ekor.

Baca juga: Kulon Progo bentuk tim pemantau hewan kurban

Baca juga: Kementan prediksi kebutuhan hewan kurban 1,5 juta ekor