Pameran koleksi Istana Kepresidenan usung perjuangan dan semangat mendunia
3 Agustus 2018 21:45 WIB
Kurator (dari kiri ke kanan) Amir Sidharta dan Watie Moerany memberikan penjelasan tentang pameran benda seni koleksi Istana Kepresidenan 2018 kepada wartawan, Jakarta, Jumat. Pameran "Indonesia Semangat Dunia" itu menampilkan 45 karya seni dari seniman Indonesia dan mancanegara. (Antaranews/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta (ANTARA News) - Pameran benda seni koleksi Istana Kepresidenan 2018 yang digelar Kementerian Sekretariat Negara mengusung tema perjuangan, kerja sama dan kreativitas serta semangat mendunia dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Perjuangan kemerdekaan tidak terlepas dari keberagaman. Kita juga tidak hanya menampilkan pejuang militer tapi kita juga menampilkan masyarakat yang ada di awal perjuangan bangsa Indonesia," kata Amir Sidharta yang menjadi kurator pameran bersama dengan Watie Moerany, Galeri Nasional, Jakarta, Jumat.
Pameran yang bertajuk "Indonesia Semangat Dunia" itu menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT Ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia yang bersamaan dengan penyelenggaraan Asian Games ke-18 pada 18 Agustus-2 September 2018.
Kurator Watie menuturkan pihaknya bekerja keras untuk memperoleh keutuhan informasi sejarah dari karya seni yang ditampilkan, salah satunya dari literatur, riset dan menggali informasi dari duta besar dari negara asal seniman untuk memperoleh referensi.
"Kita berupaya agar semua koleksi ini berbicara," ujarnya.
Pameran yang dipersiapkan sejak Maret 2018 itu mewakili bentuk apresiasi atas karya seni dan budaya para seniman. Pameran itu diadakan pada 3-31 Agustus 2018 di Galeri Nasional dan terbuka untuk umum pada pukul 10.00-20.00 WIB.
Pameran benda seni koleksi Istana Kepresidenan telah diadakan dua kali sebelumnya, yaitu pada 2016 yang bertajuk Goresan Juang Kemerdekaan dan 2017 dengan tema Senandung Ibu Pertiwi.
Pameran 2018 itu menampilkan 45 karya lukisan, patung dan seni kriya dari 34 seniman Indonesia dan mancanegara, yang merupakan koleksi dari lima istana, yakni Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Bogor, Istana Tampaksiring, Istana Yogyakara dan Istana Kepresidenan Cipanas.
45 karya tersebut telah dipilih dari 2.000 karya yang ada untuk menampilkan sejumlah aspek semangat yang di antaranya semangat perjuangan atau kemerdekaan, keragaman, kerja sama, kreativitas, globalisasi dan masa depan.
Para seniman dari Indonesia antara lain Raden Saleh, Dullah, Henk Ngantung, Nasjah Jamin, Basoeki Abdullah dan Harijadi S. Sementara, seniman dari mancanegara antara lain Zsiemond Kisfaludi Strobel, Walter Spies, Fernando Amorsolo dan Yevgeny Viktorovich Vuchetich.
Pameran tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat menikmati karya para seniman masa lalu yang kaya akan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan, serta untuk menunjukkan eksistensi karya unggulan seniman Indonesia dan wujud komitmen Kementerian Sekretariat Negara dalam merawat serta melestarikan karya seni unggulan masa lalu yang merupakan aset negara.
Penyelenggaraan pameran itu juga turut dimeriahkan dengan beberapa kegiatan antara lain Lomba Lukis Kolektif Pelajar dari 34 Provinsi, lokakarya "Menjadi Apresiator Seni Terhebat" yang akan dikuti oleh para pelajar wilayah Jakarta.
Baca juga: Koleksi seni Istana Kepresidenan dipamerkan 3-31 Agustus
"Perjuangan kemerdekaan tidak terlepas dari keberagaman. Kita juga tidak hanya menampilkan pejuang militer tapi kita juga menampilkan masyarakat yang ada di awal perjuangan bangsa Indonesia," kata Amir Sidharta yang menjadi kurator pameran bersama dengan Watie Moerany, Galeri Nasional, Jakarta, Jumat.
Pameran yang bertajuk "Indonesia Semangat Dunia" itu menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT Ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia yang bersamaan dengan penyelenggaraan Asian Games ke-18 pada 18 Agustus-2 September 2018.
Kurator Watie menuturkan pihaknya bekerja keras untuk memperoleh keutuhan informasi sejarah dari karya seni yang ditampilkan, salah satunya dari literatur, riset dan menggali informasi dari duta besar dari negara asal seniman untuk memperoleh referensi.
"Kita berupaya agar semua koleksi ini berbicara," ujarnya.
Pameran yang dipersiapkan sejak Maret 2018 itu mewakili bentuk apresiasi atas karya seni dan budaya para seniman. Pameran itu diadakan pada 3-31 Agustus 2018 di Galeri Nasional dan terbuka untuk umum pada pukul 10.00-20.00 WIB.
Pameran benda seni koleksi Istana Kepresidenan telah diadakan dua kali sebelumnya, yaitu pada 2016 yang bertajuk Goresan Juang Kemerdekaan dan 2017 dengan tema Senandung Ibu Pertiwi.
Pameran 2018 itu menampilkan 45 karya lukisan, patung dan seni kriya dari 34 seniman Indonesia dan mancanegara, yang merupakan koleksi dari lima istana, yakni Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Bogor, Istana Tampaksiring, Istana Yogyakara dan Istana Kepresidenan Cipanas.
45 karya tersebut telah dipilih dari 2.000 karya yang ada untuk menampilkan sejumlah aspek semangat yang di antaranya semangat perjuangan atau kemerdekaan, keragaman, kerja sama, kreativitas, globalisasi dan masa depan.
Para seniman dari Indonesia antara lain Raden Saleh, Dullah, Henk Ngantung, Nasjah Jamin, Basoeki Abdullah dan Harijadi S. Sementara, seniman dari mancanegara antara lain Zsiemond Kisfaludi Strobel, Walter Spies, Fernando Amorsolo dan Yevgeny Viktorovich Vuchetich.
Pameran tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat menikmati karya para seniman masa lalu yang kaya akan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan, serta untuk menunjukkan eksistensi karya unggulan seniman Indonesia dan wujud komitmen Kementerian Sekretariat Negara dalam merawat serta melestarikan karya seni unggulan masa lalu yang merupakan aset negara.
Penyelenggaraan pameran itu juga turut dimeriahkan dengan beberapa kegiatan antara lain Lomba Lukis Kolektif Pelajar dari 34 Provinsi, lokakarya "Menjadi Apresiator Seni Terhebat" yang akan dikuti oleh para pelajar wilayah Jakarta.
Baca juga: Koleksi seni Istana Kepresidenan dipamerkan 3-31 Agustus
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: