Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, dengan menaati peraturan pemberlakuan nomor kendaraan ganjil-genap merupakan bentuk partisipasi masyarakat terhadap kesuksesan Asian Games 2018. Setelah 1962, baru kali ini Jakarta (bersama Palembang) kembali menjadi tuan rumah Asian Games.

"Masyarakat yang menaati kebijakan ganjil-genap ini bagian dari kontribusi kita untuk suksesnya Asian Games. Kami ingin sampaikan kepada semua, apresiasi kepada masyarakat, karena begitu banyak masyarakat yang berpindah menggunakan kendaraan umum," kata dia.

Hari ini dia mendampingi Wakil Presiden, Jusuf Kalla, meninjau lokasi kesiapan Asian Games 2018, di Gelora Bung Karno Jakarta, Jumat.

Ada suatu standar internasional Asian Games yang harus dipatuhi negara penyelenggara, di antaranya ketentuan waktu tempuh maksimal dari wisma atau lokasi akomodasi ke arena pertandingan atau perlombaan dan sebaliknya, tidak boleh lebih dari 34 menit.

Baswedan mengatakan, bentuk kontribusi masyarakat terhadap keberlangsungan Asian Games 2018 beragam, mulai dari terlibat langsung dalam kepanitiaan hingga menaati peraturan lalu lintas untuk memperlancar jalannya Asian Games 2018.

"Kontribusi itu bervariasi, ada yang langsung bekerja sebagai penyelenggara, ada yang bekerja menyebarkan berita, ada yang membantu dengan mengurangi volume kendaraan di jalan. Jadi masing-masing memainkan perannya," kata dia.

Terkait protes dari sejumlah pihak yang menilai kebijakan ganjil-genap berdampak negatif terhadap kegiatan pengiriman logistik, dia mengatakan, otoritas pemerintahan DKI Jakarta akan mencari solusinya.

"Nanti ami ajak bicara, sama-sama kita tunjukkan dan cari solusi, karena tujuan dari ini semua adalah Asian Games bisa berjalan secara baik," katanya.

Kebijakan pemberlakukan nomor kendaraan ganjil-genap yang melintas di jalanan Jakarta juga dilakukan di kota-kota lain ketika Asian Games berlangsung.

Sebelum Jakarta, Shanghai, dan Seoul juga memberlakukan kebijakan serupa untuk memperlancar arus perjalanan kontingen Asian Games.

"Jakarta bukan kota pertama yang menetapkan kebijakan ganjil-genap. Di Shanghai dilakukan, di Seoul juga dilakukan; jadi ketika ada peristiwa seperti (Asian Games) ini, kebijakan ganjil-genap itu bukan hal aneh untuk dilakukan," ujarnya.