Waspadai gelombang tinggi tiga hari ke depan
3 Agustus 2018 09:46 WIB
DAMPAK GELOMBANG TINGGI Warga melintasi badan jalan yang terkena abrasi di Desa Suak Puntong, Kuala Pesisir, Nagan Raya, Aceh, Selasa (31/7/2018). Dampak gelombang tinggi yang terjadi sejak dua pekan terakhir, mengakibatkan jalan lintas di kawasan objek wisata pantai sepanjang dua kilometer itu terputus total. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.
Jakarta, (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini Gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia yang berpeluang terjadi hingga tiga hari ke depan.
Menurut keterangan Deputi Meteorologi BMKG, Mulyono Prabowo dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat, berdasarkan pantauan BMKG terdapat pola tekanan tinggi di wilayah Perairan Barat Australia.
Pola tekanan tinggi tersebut dapat memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin Timuran dengan kecepatan 55km/jam melewati Samudra Hindia Barat Lampung hingga Selatan Jawa, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat.
"Selain adanya peningkatan kecepatan angin Timuran, terdapat pula peningkatan ketinggian swell di Selatan Jawa Timur hingga Bali yang mengakibatkan potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia khususnya di Perairan Barat Daya Sumatera hingga Selatan NTT," kata Prabowo.
Karena itu masyarakat pesisir terutama para nelayan perlu mewaspadai gelombang tinggi terutama dampak resiko yang timbulkan terhadap keselamatan pelayaran.
Prabowo menerangkan bahwa untuk perahu nelayan sangat rentan terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knots (27 km/jam) dan tinggi gelombang diatas 1,25 meter.
Sementara itu, untuk kapal tongkang perlu mewaspadai risiko apabila terjadi potensi kecepatan angin lebih dari 16 knots (30 km/jam) dan tingggi gelombang diatas 1,5 meter.
"Sedangkan di Perairan Sabang, Perairan Barat Aceh, Nias, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Pulau Sumba, Pulau Sawu, Pulau Rote, Selat Sumba bagian Barat, Selat Sape Bagian Selatan, Laut Sawu, Perairan Selatan Kupang perlu diwaspadai terjadi potensi tinggi gelombang 2,5-4 meter," kata Prabowo.
Kapal ferry yang biasa digunakan sebagai transportasi penyeberangan rentan jika terjadi kecepatan angin lebih dari 21 knots (39 km/jam) dengan ketinggian gelombang diatas 2,5 meter. Kapal yang berukuran besar, seperti kapal kargo/kapal pesiar, berisiko untuk berlayar apabila terjadi peningkatan kecepatan angin lebih dari 27 knots (50 km/jam) dan tinggi gelombang diatas 4 meter.
Pada 3-5 Agustus 2018, masyarakat dan kapal-kapal diiimbau mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga 6 meter.
Gelombang tinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano hingga Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Timur, Perairan Selatan Bali hingga Sumbawa, Selat Bali hingga Lombok dan Selat Alas Bagian Selatan, Samudera Hindia Barat Mentawai hingga Selatan Pulau Sumbawa.
Sementara itu, tinggi gelombang 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian Utara, Perairan Timur Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Selat Sunda Bagian Utara, Laut Timor, Perairan Selatan Flores dan Selat Ombai, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas hingga Natuna, Perairan Timur Batam hingga Pulau Bintan, Perairan Utara Bangka hingga Belitung, Laut Natuna dan Selat Karimata.
Kondisi yang sama juga berpeluang di laut Jawa, Selat Makasar, Perairan Kotabaru, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe hingga Talaud, laut Maluku bagian Utara, perairan Utara Halmahera, dan Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Papua Barat.*
Baca juga: Gelombang tinggi masih mengintai, nelayan diminta waspada
Baca juga: 85 bangunan di Sukabumi rusak diterjang gelombang pasang
Baca juga: Diterjang ombak, 18 perahu nelayan rusak
Menurut keterangan Deputi Meteorologi BMKG, Mulyono Prabowo dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat, berdasarkan pantauan BMKG terdapat pola tekanan tinggi di wilayah Perairan Barat Australia.
Pola tekanan tinggi tersebut dapat memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin Timuran dengan kecepatan 55km/jam melewati Samudra Hindia Barat Lampung hingga Selatan Jawa, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat.
"Selain adanya peningkatan kecepatan angin Timuran, terdapat pula peningkatan ketinggian swell di Selatan Jawa Timur hingga Bali yang mengakibatkan potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia khususnya di Perairan Barat Daya Sumatera hingga Selatan NTT," kata Prabowo.
Karena itu masyarakat pesisir terutama para nelayan perlu mewaspadai gelombang tinggi terutama dampak resiko yang timbulkan terhadap keselamatan pelayaran.
Prabowo menerangkan bahwa untuk perahu nelayan sangat rentan terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knots (27 km/jam) dan tinggi gelombang diatas 1,25 meter.
Sementara itu, untuk kapal tongkang perlu mewaspadai risiko apabila terjadi potensi kecepatan angin lebih dari 16 knots (30 km/jam) dan tingggi gelombang diatas 1,5 meter.
"Sedangkan di Perairan Sabang, Perairan Barat Aceh, Nias, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Pulau Sumba, Pulau Sawu, Pulau Rote, Selat Sumba bagian Barat, Selat Sape Bagian Selatan, Laut Sawu, Perairan Selatan Kupang perlu diwaspadai terjadi potensi tinggi gelombang 2,5-4 meter," kata Prabowo.
Kapal ferry yang biasa digunakan sebagai transportasi penyeberangan rentan jika terjadi kecepatan angin lebih dari 21 knots (39 km/jam) dengan ketinggian gelombang diatas 2,5 meter. Kapal yang berukuran besar, seperti kapal kargo/kapal pesiar, berisiko untuk berlayar apabila terjadi peningkatan kecepatan angin lebih dari 27 knots (50 km/jam) dan tinggi gelombang diatas 4 meter.
Pada 3-5 Agustus 2018, masyarakat dan kapal-kapal diiimbau mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga 6 meter.
Gelombang tinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano hingga Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Timur, Perairan Selatan Bali hingga Sumbawa, Selat Bali hingga Lombok dan Selat Alas Bagian Selatan, Samudera Hindia Barat Mentawai hingga Selatan Pulau Sumbawa.
Sementara itu, tinggi gelombang 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian Utara, Perairan Timur Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Selat Sunda Bagian Utara, Laut Timor, Perairan Selatan Flores dan Selat Ombai, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas hingga Natuna, Perairan Timur Batam hingga Pulau Bintan, Perairan Utara Bangka hingga Belitung, Laut Natuna dan Selat Karimata.
Kondisi yang sama juga berpeluang di laut Jawa, Selat Makasar, Perairan Kotabaru, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe hingga Talaud, laut Maluku bagian Utara, perairan Utara Halmahera, dan Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Papua Barat.*
Baca juga: Gelombang tinggi masih mengintai, nelayan diminta waspada
Baca juga: 85 bangunan di Sukabumi rusak diterjang gelombang pasang
Baca juga: Diterjang ombak, 18 perahu nelayan rusak
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018
Tags: