Lombok Barat (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah menghabiskan anggaran sebesar Rp12,4 miliar untuk membangun Techno Park Banyumulek di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, sejak 2015-2018.

"Kami sudah mengalokasikan anggaran sebesar itu selama empat tahun. Belum termasuk barang milik negara senilai Rp2,8 miliar yang sudah diserahkan pengelolaannya ke pemerintah daerah," kata Deputi Bidang Ilmu Hayati LIPI, Prof Enny Sudarmonowati di Banyumulek, Lombok Barat, Kamis.

Usai menandatangani prasasti gedung Sekretariat Techno Park Banyumulek NTB, Enny mengatakan pengembangan Tecno Park Banyumulek akan terus dilakukan.

Pihaknya akan terus membuat etalase teknologi sebanyak mungkin. Bukan hanya yang berkaitan dengan peternakan dan pertanian, tapi juga teknologi lain, seperti teknologi informasi, teknologi energi baru terbarukan untuk menghasilkan listrik.

"Kami harus membuktikan Tecno Park Banyumulek bisa maju. Makanya LIPI mengalokasikan anggaran senilai Rp3 sampai Rp4 miliar per tahun. Tapi kalau ini tidak maju anggarannya bisa turun," ujarnya.

Ia menyebutkan di dalam kawasan Tecno Park Banyumulek seluas hampir 30 hektare, terdapat beberapa klaster teknologi, seperti klaster pengolahan pakan ternak, klaster pembibitan dan penggemukan sapi.

Selain itu, klaster pengolahan hasil samping peternakan, klaster pertanian organik, klaster pengolahan pascapanen, dan klaster sosial ekonomi, pemasaran dan diseminasi produk techno park.

Menurut Enny, kawasan taman teknologi (techno park) tersebut tentu akan menjadi salah satu pusat informasi pengetahuan bagi masyarakat umum, terutama kalangan pelajar dan mahasiswa. Tidak hanya dari NTB, tetapi dari provinsi lain, bahkan wisatawan asing.

"Masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa bisa berwisata di sini sambil melihat etalasi teknologi pengolahan biji coklat misalnya. Nanti tinggal dibentuk klaster atau desa wisata coklatnya di mana," ucapnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan keberadaan Techno Park Banyumulek juga diharapkan mampu mendukung dua status internasional yang diperoleh NTB dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco).

Unesco telah menetapkan Gunung Rinjani di Pulau Lombok, sebagai Geopark Dunia dan Cagar Biosfer Dunia.

"Akan ada pusat informasi tentang Geopark Rinjani dan cagar biosfer. Dan akan diusulkan juga Gunung Tambora sebagai geopark dunia, mudah-mudahan bisa sebelum Desember 2018," katanya.